Denpasar – Sempat menyatakan tak ingin lagi melanjutkan kegiatan Orientasi Studi Pengenalan Kampus di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Manado tahun 2004 silam, putera Nusa Utara bernama Efraim Laluas SE.Par kini sukses meraih impian di Pulau Dewata Bali. Opo sapaan akrabnya mengaku tak menyangka jika nasibnya kini berubah 180 derajat.
Empat tahun dilaluinya di bangku kuliah dengan berbagai pengalaman. Dikejar-kejar slip setoran uang semester hingga dimarahi dosen, sudah dirasakan. Opo pun sempat berpikir untuk pindah tempat kuliah dari kampus kecil yang bangunannya hanya sewaan. Namun atas dorongan para seniornya dan dosen, akhirnya empat tahun kemudian bisa diwisudah di gedung hotel berbintang empat.
Mengecap pendidikan dari dosen yang kelihatannya hanya biasa-biasa saja ternyata mampu membuat opo menjadi orang sukses luar biasa. Berbekal kecakapan berbahasa Inggris, kini ia sudah bisa berkomunikasi dalam tiga bahasa lainnya yaitu Melayu, Tagalog dan Italia. Penguasaan tiga bahasa tersebut harus diupayakannya lantaran sewaktu kuliah sempat mengikuti magang di Bali, yang pada prakteknya harus berinteraksi dengan wisatawan dari berbagai negara.
Karena kecintaannya kepada dunia pariwisata, setelah diwisuda, Opo pun kembali berkarir di Denpasar Bali. Namun beberapa tahun kemudian, nasib sedikit berubah. Peluang kerja justeru datang dari sebuah rumah sakit terkenal asal Negeri Jiran Malaysia. Peluang kerja yang sudah di depan mata itu pun tak disia-siakan. Dari situlah perubahan demi perubahan terlihat.
Dahulu Opo terbiasa menyeberang dari pulau ke pulau dengan kapal kayu kecil. Kini ia juga sudah biasa terbang dengan ‘burung besi’ alias pesawat hingga ke negeri Kangguru Australia. Namun demikian dirinya mengaku tetap tak bisa melupakan masa kecilnya yang pebuh dengan pergumulan hidup. Tuhan adalah alasan utamaya merai kesuksesan seperti saat ini.
Sekarang saya bekerja sebagai Marketing di Mahkota Medical Centre di Kota Denpasa Bali. Puji Tuhan dengan pekerjaan saya saat ini, saya bisa membantu memperbaiki kondisi finansial keluarga di kampung halaman. Saya juga bersyukur bisa bantu keluarga yang membutuhkan. Itu semua karena kemurahan Tuhan. Terima kasih almamater dan semua senior – Efraim Laluas SE.Par