Bitung, BeritaManado.com – Kondisi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kota Bitung menjadi perhatian Staf Khusus Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bitung.
Pasalnya, memasuki tahun kesembilan pasca ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor: 32 Tahun 2014, progresnya belum berjalan sebagaimana diharapkan.
Bahkan belakangan santer berhembus kabar status KEK Kota Bitung akan bernasib sama dengan KEK Likupang, yakni terancam dibekukan pemerintah pusat akibat progresnya selama ini kurang menggembirakan.
Prihatin dengan kondisi itu, Tim Kecil Staf khusus Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bitung terdiri Petrus Tuange selaku Koordinator Staf Khusus Pemkot Bitung, Lukman Umar Lamato, Capt Petrus Singale, Tonny Yunus, Noldy Lamalo, Ricky Tulalo didampingi unsur birokrat Pemkot Bitung, Asisten II Pemkot Bitung, Sikamang melakukan upaya berburu calon investor di Jakarta.
Esensi perburuan calon investor pengembang KEK ini sama sekali ditempuh di luar pakem normative yang identik dengan menggantungkan harap pada support APBD maupun APBN.
“Tugas yang kami jalani saat ini diluar konteks tersebut. Sebaliknya bagaimana mencari peluang dengan menggaet kalangan swasta murni yang aple to aple dengan maksud dan tujuan utama perburuan kami. Jadi, dalam semangat membangun KEK dengan tanpa ABPD-APBN merupakan terobosan baru Staf Khusus Wali Kota dn Wakil Wali Kota Bitung melihat kondisi bangsa saat ini dalam kondisi sangat memprihatinkan di bidang keuangan,” kata Lukman.
Usai menjajaki serangkaian komunikasi awal, tim kecil akhirnya terkoneksi dengan sebuah perusahan jasa keuangan ternama tanah air yang belakangan lagi naik daun, Ascort Asia Group (AAG).
AAG dikenal sebagai sebuah perusahan jasa yang menyediakan berbagai layanan dan solusi bagi kapitalis swasta individu, klien industri jasa keuangan skala menengah dan besar, khususnya untuk entitas terkait Perbankan & Jasa Keuangan, di bidang peningkatan kompetensi untuk semua staf, optimalisasi sumber daya internal dalam metodologi yang paling efisien & efektif, membantu perusahaan dalam proses rekrutmen & seleksi rahasia untuk level menengah ke C-Level dan menyarankan proses transformasi untuk perusahaan pasca merger & akuisisi atau perusahaan yang memulai unit bisnis baru dalam organisasi yang membutuhkan manajemen perubahan budaya dan penggalangan dana ritel dengan model sumber daya yang unik untuk mendukung pembiayaan proyek.
Rekam jejak di bidang pengembangan KEK di tanah air yang berujung sukses terdiri; kesiapan kawasan KEK di Kalimantan Timur, yakni Pelabuhan Peti Kemas Kariangau. Kemudian , Pengembangan kawasan KEK pelabuhan Baai Provinsi Bengkulu yang bekerjasama dengan kantor Pelindo pusat.
Tim Kecil ini kemudian memaparkan kondisi terkini dari keberadaan KEK Kota Bitung dihadapan manjemen AAG, yang saat itu di pimpin langsung Direktur Utama, Saud El Hujjaj, Direktur Bisnis dan Operasional, Deddy Amiruddin, Direktorat Kawasan Ekonomi Khusus, Agus Dwi Taro, Staff Pengembangan Bisnis, Risha Aulia Fitriani, Andinta S. Kertadikusumah – Legal, Enzi – partner.
Pertemuan digelar di kantor AAG yang berkedudukan di Pakuwon Tower, 30th Floor, Jalan Raya Kasablanka Kav.88 Tebet Jakarta Selatan, Selasa (11/7/2023).
Sikamang memaparkan kondisi lapangan terkini terkait keberadaan KEK Kota Bitung. Kemudian secara silih berganti keberadaan kritis KEK Kota Bitung dengan segala langkah-langkah penyelamatan disampaikan Petrus Tuange, Lukman Umar Lamato, Noldy Lamalo dan Tonny Yunus.
Petrus mengemukakan soal pentingnya pijakan awal dalam upaya penyelamatan KEK Kota Bitung dengan tetap kembali memfokuskan diri pada semangat luhur dari sejarah lahirnya KEK Kota Bitung itu sendiri.
“Kami senantiasa sangat mengandalkan potensi kearifan local Kota Bitung yakni dari sector perikanan. Karena itu merupakan pintu masuk bagi eksistensi KEK Bitung ke depan, dimana tak lain dan tak bukan demi kemaslahatan masyarakat yang ada di Kota Bitung,” kata Petrus.
Berikutnya, Lukman yang punya track record di bidang politik pun wawasan kepelabuhanan menyampaikan kerinduannya untuk menghidupkan KEK Kota Bitung yang sedang dihadang problematika tantangannya.
“Ada begitu banyak prospek positif yang bisa mendatangkan multiplier effect bagi pemerintah dan masyarakat Kota Bitung. Bilamana di Barat ada Batam Port, kami rindu ke depannya di kawasan timur Indonesia hadir Bitung Port, sama seperti di Makassar ada Makassar New Port kami berkerinduan juga menghadirkan Bitung New Port di Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara,” katanya.
Pergerakan roda perekonomian akan berputar dengan lancar bilamana KEK Kota Bitung dihidupkan kembali dengan standar kesiapan infrastruktur yang memenuhi standarisasi nasional dan Internasional.
“Sejatinya Busines plan KEK sudah disiapkan, namun kami juga menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Sehingga bilamana kerjasama ini mampu direalisasikan, sudah pasti dampak positif terbesar akan dirasakan pada aspek perekrutan tenaga kerja dimana dipastikan akan menurunkan jumlah angka pengangguran di daerah kami,” sambung Tonny.
Terkait segala daya upaya lobi-lobi ini, Petrus menegaskan, kesemuanya dilakukan semata-mata keterpanggilan sebagai warga Kota Bitung dalam mendukung program pemerintah di berbagai aspek.
“Untuk jajaran direksi AAG yang ada, mau disampaikan bahwa curhatan kami ini murni pemberian diri kami yang rindu melihat daerah kami makin maju di kemudian hari. Dan sama sekali tanpa dibayangi agenda lainnya ataupun kepentingan pribadi lepas pribadi anggota tim kami. Dan tidak kalah pentingnya kami hendak membantu Bapak Wali Kota Ir Maurits Mantiri MM dan Wakil Wali Kota Bitung Hengky Honandar SE dalam upaya mensejahterakan masyarakat di Kota Bitung,” kata mantan KSOP Kota Bitung.
(*/abinenobm)