Ratahan, BeritaManado.com — Bullying adalah masalah yang kerap dihadapi oleh generasi muda, khususnya anak usia sekolah dan kerap kali mengganggu proses belajar di sekolah karena berdampak pada turunnya niat belajar siswa.
Bullying adalah tindakan di mana satu orang atau lebih mencoba untuk menyakiti atau mengontrol orang lain dengan cara kekerasan.
Untuk mencegah hal itu terjadi, SMA Advent Ratahan menggelar program “Family Care Group” yang memfokuskan pada suatu diskusi dengan mengangkat norma dan ajaran agama.
Dikatakan Kepala Sekolah SMA Advent Ratahan Markus Gara, melalui Wakil Kepala Sekolah Jemy Manaroinsong, dengan ini anak-anak diajarkan akan suatu pedoman dalam bersosialisasi dengan sesama manusia, lebih khusus teman sekelas.
“Program Family Care Group merupakan salah satu langkah dari pihak sekolah untuk mencegah kasus bullying ini terjadi,” ujar Jemy Manaroinsong, Senin (24/2/2020).
Dijelaskannya, dalam Program Family Care Group, setiap siswa atau siswi diajak untuk berdiskusi dan mengutarakan isi hatinya terkait masalah yang terjadi di sekolah.
“Jadi setiap kelas ada dua guru yang diberikan tanggung jawab. Setiap selesai apel ada diskusi soal karakter, bagaimana yang terbaik sesuai dengan norma dan ajaran agama,” jelas Jemy Manaroinsong.
Ia pun berharap, lewat program ini akan mencegah kasus Bullying yang sering terjadi di lingkungan sekolah sehingga berdampak pada naiknya minat belajar setiap siswa di sekolah.
“Saya harap lewat pendidikan karakter yang juga dibarengi lewat ajakan untuk selalu memiliki kasih Kristus ini, bisa membawa manfaat positif sehingga kasus bullying tidak terjadi di sekolah kami dan proses belajar mengajar berjalan lancar,” pungkasnya.
Lanjut ditambahkannya, hal ini juga menjadi bagian kecil dari gagasan revolusi mental di sekolah dan mengarahkan siswa menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat gotong royong.
“Kita semua masih harus melakukan revolusi, namun dalam arti yang berbeda. Kita bukan lagi mengangkat senjata dan khusus siswa di sekolah, bagaimana kita membangun jiwa dan karakter siswa agar kelak menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat gotong royong,” tutupnya.
(Jenly Wenur)