Kotamobagu – Seringnya terjadi pemadaman listrik diwilayah Kota Kotamobagu dan sekitarnya, rupanya sudah menjadi trend PT PLN saat ini. Warga di wilayah Kotamobagu Selatan dan Kecamatan Lolayan mengaku sangat dirugikan dengan seringnya dilakukan pemadaman bergilir ini apalagi tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu.
“Kami sudah terlalu bersabar dengan keadaan ini, Giliran waktu pembayaran, terlambat saja 1 hari dikenai denda,” ujar Ibu Reni warga Mopait.
Warga Mopait Kecamatan Lolayan dan sekitarnya pun berencana melakukan aksi demo terkait kinerja PT PLN yang dinilai tidak becus melayani masyarakat.
“Yang sangat kami sesali, tidak ada pemberitahuan baik lisan maupun tulisan di Media Massa kalau ada jadwal pemadaman listrik, makanya kami tidak ada persiapan, misalnya menyediakan genset, lentera ataupun lilin,” ujar mereka.
Akibatnya, warga tidak dapat melakukan aktivitas dimalam hari. “Ikan di frezer dan makanan lainnya di lulkas pada busuk semua, kalau begini siapa yang rugi kalau bukan masyarakat,” kata Reni.
Sementara itu, Manager Area PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Kotamobagu James F Kalangi ketika dikonfirmasi mengatakan, “Penyebab pemadaman aliran listrik karena berkurangnya suplai panas bumi di PLTP Lahendong 3 dan 4, pemeliharaan di PLTD Bitung Unit 2, 7, 8 dan PLTD Gorontalo,” ujar James, Kamis (13/3) malam.
Oleh sebab itu lanjut James, pasokan sistem di Sulut dan Gorontalo berkurang. “Sehingga pemadaman rata-rata 5 MMW di Bolaang Mongondow Raya (BMR) terutama pukul 17.00 Wita sampai dengan 21.30 Wita,” kata dia.(harismongilong)