Rumah Kopi Toronata: Kawangkoan
Kawangkoan, BeritaManado.com — Rumah Kopi Toronata Kawangkoan didirikan masih dalam euforia kemerdekaan Republik Indonesia dengan suguhan utama Bakpao (Biapong) dan kopi.
Dituturkan Stefen Supit, pada tahun 1946, sang kakek Jhon Alfrits Supit pergi merantau ke Manado dan bekerja di sebuah kedai kopi milik warga etnis Tionghoa.
Rupanya naluri bisnis Jhon Alfrits Supit merekam seluk beluk operasional kedai kopi tersebut.
Tiga tahun bekerja di kedai kopi, rupanya sudah cukup bagi Jhon Alfrits Supit untuk mandiri dan membuka usaha sendiri.
Selang waktu 1949-1950 (2 tahun), Jhon Alfrits Supit mempersiapkan diri untuk membuat usaha sendiri kedai kopi di Kawangkoan.
Pada tahun 1950, bersama sang istri Maria Magdalena Umbas, Jhon Alfrits Supit mulai merintis usaha tersebut di Kawangkoan.
Nama Toronata sendiri diambil dari bahasa Tountekboam, yang memiliki arti “manfaat kita bersama”.
“Tempat yang digunakan Opa dan Oma untuk memulai usaha Rumah Kopi Toronata ini yaitu di lokasi yang ada saat ini di pusat kota Kawangkoan,” ungkap Stefen Supit.
Seiring perjalanan waktu, Rumah Kopi Toronata telah banyak mengalami kemajuan, terutama dari segi jumlah pengunjung.
Saat ini Rumah Kopi Toronata sudah banyak dikenal luas oleh masyarakat, baik Indonesia maupun sejumlah negara asing, khususnya yang warganya pernah berkun berkunjung ke Kawangkoan.
“Setiap akhir pekan dan hari libur, pengunjung Rumah Kopi Toronata meningkat sekitar dua kali dari biasanya. Selain menu utama teh dan kopi, Toronata juga menyediakan aneka kuliner khas Minahasa.
Stefen Supit juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pengunjung setia Rumah Kopi Toronata yang setiap waktu menikmati menu kuliner yang ada.
(Frangki Wullur)