Bitung, Beritamanado.com – Penggunaan dan pembagian masker kain di Kota Bitung sempat dibully di media sosial facebook oleh sejumlah nitizen.
Namun kini, pemerintah malah menganjurkan menggunakan masker kain bagi warga yang beraktifitas di luar rumah untuk melakukan pencegahan virus corona atau covid-19.
Adapun yang menginisiasi pembuatan serta pembagian masker kain di Kota Bitung di tengah ancaman wabah virus corona adalah Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bitung, Mauris Mantiri bersama kader dan relawan.
Menurut salah satu pengurus DPC PDI Perjuangan Kota Bitung, Lily Kadeke, ide awal pembuatan masker kain dan membagikan ke masyarakat muncul saat DPP dan DPD memerintahkan semua kader bergerak membantu pencegahan virus corona.
“Pak Maurits kemudian mengumpulkan kami bersama relawan dan membahas langkah apa yang harus dilakukan untuk melakukan pencegahan serta melindungi masyarakat Kota Bitung dari virus corona,” kata Lily, Senin (06/04/2020).
Dalam pertemua itu kata Lily, disepakati untuk membagikan masker kepada masyarakat secara cuma-cuma serta menyiapkan cairan mencuci tangan.
Namun, kata Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Ideologi DPC PDI Perjuangan Kota Bitung ini, stok masker yang katanya sesuai standar kesehatan dan WHO jumlahnya tidak banyak di Kota Bitung serta Manado, sedangkan pihaknya ingin menyiapkan dalam jumlah banyak untuk dibagikan ke masyarakat.
“Dua sampai tiga hari kami berusaha mendapatkan masker, tapi jumlahnya hanya sedikit dan mulai langka,” katanya.
Menghadapi situasi itu, Lily bersama relawan memutuskan untuk menjahit atau memproduksi sendiri masker kain agar bisa dibagikan ke masyarakat secara cuma-cuma.
Alhasil, masker kain berwarna merah produksi rumahan berhasil dibuat dan langsung dibagikan ke masyarakat.
“Sambutan masyarakat sangat luar biasa hingga kami kewalahan, mengingat saat itu masker memang langka. Relawan sampai harus bolak-balik ke toko kain karena permintaan banyak,” katanya.
Apa yang disampaikan Lily dibenarkan salah satu relawan, Vera Koro yang mengaku bertugas menjemput masker ke sejumlah penjahit kemudian membagikan ke masyarakat.
“Ada sejumlah penjahit yang kami berdayakan dan hanya mampu 30 sampai 50 masker per hari, sedangkan permintaan terus bertambah setiap hari,” kata Vera.
Pihaknya kemudian coba meminta bantuan ke Kepala UPTD BPTK Kelas A Bitung, Rahel Ruth Rotinsulu untuk membantu menjahit masker kain dan permintaan itu direspon.
Disaat masker kain berwarna merah mulai diproduksi massal, mulailah bermunculan bully soal masker kain di media sosial yang katanya tidak layak digunakan karena proses produksi tidak sesuai standar kesehatan.
“Waktu itu kami sempat down karena niat untuk membantu dan melindungi masyarakat dari ancaman virus corona lewat masker kain malah dibully. Namun Pak Maurist tetap meminta agar proses produksi tetap dilanjutkan karena menurutnya masker kain juga bisa digunakan melindungi diri dari virus,” katanya.
Namun kini, Lily bersama Vera dan seluruh kader juga relawan PDI Perjuangan Kota Bitung tersenyum bangga seiring permintaan pemerintah lewat Juru Bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menegaskan bahwa pemerintah menjalankan program ‘masker untuk semua’ per 5 April 2020 sesuai anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Semua harus menggunakan masker. Masker bedah dan masker N95 hanya untuk petugas kesehatan. Gunakan masker kain, Ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu orang tanpa gejala didapatkan di luar,” ujar Yuri pada konferensi pers, Minggu (05/04/2020).
Yuri mengatakan masyarakat harus menggunakan masker kain jika hendak keluar rumah dan ia menganjurkan penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam lalu kemudian harus di cuci dengan sabun.
Dikhawatirkan bahwa masih banyak orang yang terkonfirmasi positif corona berkeluyuran di luar dan tanpa disadari orang tersebut membawa virus corona melalui droplet. Maka demikian, masker penting untuk digunakan.
(abinenobm)