Bitung – Salah satu peserta aksi damia kelistrikan se-Sulut di Kota Bitung, Rocky Oroh mengaku menerima berbagai intimidasi jelang pelaksanaan aksi, Jumat (16/5/2014). Intimidasi itu dilakukan agar dirinya membatalkan aksi yang rencananya akan digelar di sejumlah titik di Kota Manado terkait buruknya pelayanan PLN selama ini.
Intimidasi berupa penangkapan hingga ancaman penculikan, Rocky sampaikan dalam laman jejaring sosial miliknya beberapa saat setelah dirinya bersama sejumlah peserta aksi diamankan Polres Bitung ketika hendak bertolak ke Kota Manado.
Berikut tulisan Rocky di jejaring sosial yang menyampaikan kekesalan serta intimidasi yang ia terima;
“Kesal dengan penahanan 8 unit kendaraan “atas nama rakyat – atas nama undang-undang – atas nama aturan, kami minta diberikan jalan untuk menyampaikan aspirasi” namun hal ini tidak menggugah hati ratusan aparat kepolisian yang sudah berkeliling. Meski diseret layaknya seorang perampok atau pelaku kejahatan besar, sebagian terkena pukulan dan diambil BAP seperti seorang kriminal namun kami tetap menghargai tugas anda karena memang sudah ada petunjuk “apapun caranya kelompok Bitung harus digagalkan”.
Sejak semalam sudah mengalami beberapa intimidasi untuk membatalkan aksi, salah satu intimidasi dari satuan XXX XX, alat peraga sebuah peti mati nyaris dicuri namun berhasil digagalkan, pagi hari 4 bus diintimidasi akhirnya supir ketakutan dan pulang.
Jalur Bitung – Manado sudah dijaga ketat untuk sampai kelokasi aksi harus melewati 7 lapis pengaman pasukan coklat dan loreng. Kairagi Manado seputaran SPBU sudah standby 2 panser untuk mengahalangi.
Dari pernyataan narasumber terpercaya sebenarnya sejak semalam seluruh pananggung jawab aksi sudah akan di culik 7 Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang nginap di Wisma Pelaut Bitung. Bitung diawasi 2 Badan Intelejen Negara. Klar ba status ini smo pindah dimars samua torang hehehe….(abinenobm)
Bitung – Salah satu peserta aksi damia kelistrikan se-Sulut di Kota Bitung, Rocky Oroh mengaku menerima berbagai intimidasi jelang pelaksanaan aksi, Jumat (16/5/2014). Intimidasi itu dilakukan agar dirinya membatalkan aksi yang rencananya akan digelar di sejumlah titik di Kota Manado terkait buruknya pelayanan PLN selama ini.
Intimidasi berupa penangkapan hingga ancaman penculikan, Rocky sampaikan dalam laman jejaring sosial miliknya beberapa saat setelah dirinya bersama sejumlah peserta aksi diamankan Polres Bitung ketika hendak bertolak ke Kota Manado.
Berikut tulisan Rocky di jejaring sosial yang menyampaikan kekesalan serta intimidasi yang ia terima;
“Kesal dengan penahanan 8 unit kendaraan “atas nama rakyat – atas nama undang-undang – atas nama aturan, kami minta diberikan jalan untuk menyampaikan aspirasi” namun hal ini tidak menggugah hati ratusan aparat kepolisian yang sudah berkeliling. Meski diseret layaknya seorang perampok atau pelaku kejahatan besar, sebagian terkena pukulan dan diambil BAP seperti seorang kriminal namun kami tetap menghargai tugas anda karena memang sudah ada petunjuk “apapun caranya kelompok Bitung harus digagalkan”.
Sejak semalam sudah mengalami beberapa intimidasi untuk membatalkan aksi, salah satu intimidasi dari satuan XXX XX, alat peraga sebuah peti mati nyaris dicuri namun berhasil digagalkan, pagi hari 4 bus diintimidasi akhirnya supir ketakutan dan pulang.
Jalur Bitung – Manado sudah dijaga ketat untuk sampai kelokasi aksi harus melewati 7 lapis pengaman pasukan coklat dan loreng. Kairagi Manado seputaran SPBU sudah standby 2 panser untuk mengahalangi.
Dari pernyataan narasumber terpercaya sebenarnya sejak semalam seluruh pananggung jawab aksi sudah akan di culik 7 Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang nginap di Wisma Pelaut Bitung. Bitung diawasi 2 Badan Intelejen Negara. Klar ba status ini smo pindah dimars samua torang hehehe….(abinenobm)