Manado, BeritaManado.com – ‘Ibu kita Kartini putri sejati, Putri Indonesia harum namanya… Ibu kita Kartini pendekar bangsa, pendekar kaumnya untuk merdeka…’
Lagu karangan WR Supratman yang menceritakan kegigihan perjuangan Raden Ajeng Kartini (RA Kartini) tentulah sangat familiar di telinga seluruh masyarakat Indonesia.
Dari siswa sekolah dasar hingga orang tua pasti pernah menyanyikan lagu itu dengan penuh semangat.
Bahkan di setiap tanggal 21 April, senantiasa diperingati sebagai Hari Kartini.
Dalam setiap peringatan itu, ada banyak lomba digelar mulai dari fashion show, lomba memasak dan berbagai lomba lainnya.
Namun karena pandemi corona yang melanda seluruh dunia, bisa dipastikan, bahwa gelaran peringatan Hari Kartini di tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Kebijakan physical distancing sebagai upaya pencegahan COVID-19 melarang kerumunan orang.
Lantas, di tengah pandemi COVID-19 sebagaimana kondisi hari-hari ini, bagaimana kita selaiknya memperingati Hari Kartini?
Masyarakat sepertinya bisa meneladani apa yang dilakukan Rita Tamuntuan yang juga istri Gubernur Olly Dondokambey dan Dokter Devi Tanos istri dari Wakil Gubernur Steven Kandouw.
Rita bersama kerabatnya menjahit masker dan membagikan Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga medis di rumah sakit dan rumah singgah.
Aksi solidaritas dan kemanusiaan ini dilakukannya untuk memutus rantai penyebaran corona di Sulut.
Sementara, Devi ikut bertugas di rumah singgah Bandiklat Maumbi untuk memeriksa kondisi kesehatan sejumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang dirawat di tempat tersebut.
“Ya, harus bergantian dengan tenaga medis lainnya untuk bertugas di rumah singgah dan saya juga sudah bertugas sejak rumah singgah beroperasi, itu wajib bertugas dua hari dalam sepekan,” kata Devi belum lama ini.
Apa yang dilakukan Rita dan Devi menjadi bukti bahwa pandemi corona tak mampu menghambat kaum perempuan Sulut untuk berbakti bagi nusa dan bangsa.
Tak hanya di masa pandemi corona, keduanya setiap hari tak pernah meninggalkan peranan intinya sebagai istri yang setia menopang tugas suaminya sebagai gubernur dan wakil gubernur Sulut sekaligus menjadi ibu yang merawat anaknya dengan penuh kasih sayang.
Seperti kalimat dalam surat yang ditulis Kartini yang bisa menjadi pelecut semangat perempuan Sulut di masa pandemi ini.
“Tubuh boleh terpasung, tapi jiwa dan pikiran harus terbang sebebas-bebasnya”.
Selamat Hari Kartini.
(***/Finda Muhtar)