Manado, BeritaManado.com– Tony Keene WNA asal Amerika yang melakukan protes terkait kebisingan pengeras suara gereja GMIM Patmos di Pulau Bunaken, Kota Manado secara resmi meminta maaf terkait sikapnya tersebut.
Difasilitasi oleh Imigrasi dan dihadiri Ketua Jemaat GMIM Patmos, Kapolsek Bunaken Kepulauan, dalam surat permohonan maaf yang dibacakan langsung oleh Tony Keene di Kantor Imigrasi Manado, Selasa (29/8/2023) pagi.
Sebagai bentuk penyesalan dirinya juga meminta agar permasalahan ini tidak lagi diperpanjang.
Surat permintaan maaf yang ditulis dan dibacakan Tony dalam Bahasa Inggris tersebut juga mengungkapkan penyesalannya akibat telah menyinggung salah satu organisasi gereja di Sulawesi Utara.
Seperti ini terjemahan surat pernyataan permintaan maaf Tony kedalam Bahasa Indonesia.
Pada Sabtu malam tanggal 19 Agustus 2023, saya melakukan kesalahan dengan mengonfrontasi dan mengadu kepada sekelompok kecil jemaat di Gereja GMIM Bunaken, tentang kebisingan dari pengeras suara gereja.
Mereka menggalang dana untuk
renovasi gereja dan menggunakan pengeras suara untuk menggalang dana, rupanya hal ini dilakukan setiap hari Sabtu pukul 20.00 hingga 22.00.
Saya salah jika menggunakan istilah ‘Mafia’ yang tidak merujuk pada perilaku kriminal. Sebaliknya istilah ‘Mafia’ dapat digunakan untuk menggambarkan kelompok atau organisasi kuat yang terorganisasi dengan baik. Ini adalah referensi budaya Amerika tentang kata “Mafia”.
Saya tidak pernah bermaksud menyatakan bahwa GMIM adalah
organisasi kriminal. Saya juga ingin meminta maaf atas penggunaan bahasa yang buruk. Ini tidak sopan dan menunjukkan penilaian buruk saya.
Saya juga ingin meminta maaf atas
penggunaan bahasa yang buruk. Ini tidak sopan dan menunjukkan penilaian buruk saya.
Sebenarnya aku sangat lelah. Saya telah melakukan scuba diving dua kali sehari selama 7 hari dan Minggu pagi, saya hendak pulang ke Manado.
Masalahnya, setiap pagi di Bunaken saya dibangunkan oleh pengeras
suara GMIM antara pukul 04.30 hingga 05.00. Resor saya terletak di pinggir desa dan pengeras suara mengganggu tidur semua orang di resor.
Jadi begitulah, Sabtu malam, tidur lebih awal dan mencoba tidur dan yang bisa saya dengar hanyalah pengeras suara GMIM yang meminta
uang.
Setelah satu setengah jam mendengarkan jumlah uang dan nama orang, saya bangun dari tempat tidur dan menuju ke gereja.
Saya sangat lelah, kesal dan merasa
mengigau. Saya memahami bahwa saya seharusnya menggunakan polisi untuk menangani masalah ini dan di masa depan saya akan melakukannya.
Saya berharap GMIM dan anggotanya
menerima permintaan maaf saya yang tulus. (Tony Keene)
Deidy Wuisan