Bitung, Beritamanado.com – Rekomendasi Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono untuk menggeser proyek jalan tol Manado-Bitung di mata air Aerujang di Kelurahan Girian Permai Kecamatan Girian rupanya tak diindahkan Balai Jalan, Kamis (11/06/2020).
BACA JUGA: Pembangunan Tol di Aerujang Bakal Terus Dilanjutkan?
Hal itu tergambar dalam pembahasan soal pembangunan jembatan tol Manado-Bitung di mata Aerujang yang diselengarakan oleh Pemerintah Provinsi dengan mengundang berbagai pihak terkait seperti Balai Jalan, Balai Sungai, Kapolres Bitung dan Wali Kota Bitung serta Pemangku Masyarakat Adat Danowudu.
Pertemuan itu digelar di Ruangan Tumbelaka lantai II Kantor Gubernur Sulut.
Pertemuan yang awalnya diseting tanpa ada sesi tanya jawab karena bersifat sosialiasi berkembang menjadi dialog tanpa ujung. Apalagi terkesan moderator yakni Assisten II Pemprov Sulut langsung ingin menyudahi pertemuan itu.
Namun tindakan itu langsung dicegah Pemangku Masyarakat Adat Danowudu, Neltje Tengker yang menyatakan, pertemuan digelat untuk konsultasi dengan masyarakat tapi kenapa masyarakat yang diundang tidak diberikan kesempatan.
Mendengar pernyataan itu, pertemuan kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan Neltje langsung menyatakan tetap menolak jembatan Ranowulu jika tidak di geser dari lokasi mata air Aerujang.
“Pernyataan Manteri PUPR di mata air Aerujang, proyek tol harus di geser ke Selatan, tapi kenapa perubahan yang dilakukan hanya memperpanjang jarak pilar jembatan dan ini adalah masalah,” kata Neltje.
Dirinya juga mempersoalkan penelitian struktur tanah di tempat tersebut karena kuat dugaan para peneliti tidak langsung turun ke lapangan.
“Saya mencurigai hasil ini hasil yang sudah digunakan di tempat lain dan di salin jembatan ini,” katanya.
Menanggapi pernyataan Neltje itu, Prof Fabian Manopo, akademisi Unsrat yang membuat kajian teknis pembangunan tol di mata air Aerujang mengatakan jika dirinya yang menyusun kajian teknis namun untuk turun lapangan dilakukan oleh tim.
“Ada tim yang bekerja dilapangan mengumpulkan data nanti saya yang kelolah,” kata Fabian.
Fabian juga mengaku hanya mengerjakan apa yang diminta Balai Jalan.
“Namun sebenarnya pada prinsipnya jika saya secara pribadi menolak pembangunannya karena ada dampak dari pembangunannya,” katanya.
(abinenobm)