Bitung – Perjuangan LSM Pusat Penanggulangan Informasi KDRT, Trafficking dan Perlindungan Anak (Puspikta) Kota Bitung patut diacungi jempol. Pasalnya, Puspikta tidak hanya konsen di wilayah Kota Bitung dan Sulut dalam memerangi kasus-kasus KDRT, trafficking dan kekerasan terhadap anak namun juga di luar daerah.
Buktinya, Kamis (25/4) pagi, Ketua LSM Puspikta Kota Bitung, Merry Supit, dipanggil Ketua Komnas Perlindungan Anak, Seto Mulyadi atau lebih dikenal dengan nama Kak Seto untuk membicarakan nasib anak-anak dibawah umur dari Sulut yang bermasalah di Jakarta.
“Kami akan mencari solusi terhadap anak-anak Manado atau Sulut yang memiliki masalah bersama Kak Seto, karena rupanya jumlahnya cukup banyak dan terus bertambah,” kata Supit kepada sejumlah wartawan sebelum bertolak ke Jakarta.
Ia sendiri mengaku telah lama berkoordinasi dengan Kak Seto soal anak-anak Manado yang menjadi korban KDRT, trafficking dan kekerasan dengan usia rata-rata 15 hingga 17 tahun. Dan baru kali ini dirinya berkesempatan untuk ke Jakarta bertemu langsung dengan Kak Seto untuk membicarakan masalah tersebut.
“Selain itu, saya juga akan menjemput 16 wanita asal Sulut yang dipulangkan dari Batam,” katanya.
Ke-16 wanita ini menurut Supit merupakan korban penipuan dan dipekerjakan di sejumjam tempat hiburan di Batam. “Kami menawari pekerjaan yang layak bagi mereka dan mereka setuju, makan kita akan jemput,” katanya.(enk)
Bitung – Perjuangan LSM Pusat Penanggulangan Informasi KDRT, Trafficking dan Perlindungan Anak (Puspikta) Kota Bitung patut diacungi jempol. Pasalnya, Puspikta tidak hanya konsen di wilayah Kota Bitung dan Sulut dalam memerangi kasus-kasus KDRT, trafficking dan kekerasan terhadap anak namun juga di luar daerah.
Buktinya, Kamis (25/4) pagi, Ketua LSM Puspikta Kota Bitung, Merry Supit, dipanggil Ketua Komnas Perlindungan Anak, Seto Mulyadi atau lebih dikenal dengan nama Kak Seto untuk membicarakan nasib anak-anak dibawah umur dari Sulut yang bermasalah di Jakarta.
“Kami akan mencari solusi terhadap anak-anak Manado atau Sulut yang memiliki masalah bersama Kak Seto, karena rupanya jumlahnya cukup banyak dan terus bertambah,” kata Supit kepada sejumlah wartawan sebelum bertolak ke Jakarta.
Ia sendiri mengaku telah lama berkoordinasi dengan Kak Seto soal anak-anak Manado yang menjadi korban KDRT, trafficking dan kekerasan dengan usia rata-rata 15 hingga 17 tahun. Dan baru kali ini dirinya berkesempatan untuk ke Jakarta bertemu langsung dengan Kak Seto untuk membicarakan masalah tersebut.
“Selain itu, saya juga akan menjemput 16 wanita asal Sulut yang dipulangkan dari Batam,” katanya.
Ke-16 wanita ini menurut Supit merupakan korban penipuan dan dipekerjakan di sejumjam tempat hiburan di Batam. “Kami menawari pekerjaan yang layak bagi mereka dan mereka setuju, makan kita akan jemput,” katanya.(enk)