Airmadidi – Menjelang perayaan Kelahiran Yesus Kristus sebagai Juru Selamat Dunia, atau dikenal dengan Hari Natal. Budaya barat yang diikut masyarakat Indonesia khususnya Minahasa adalah Budaya Santa Claus.
Assisten III Pemkab Minahasa Utara, Drs Max Purukan, miliki kisah dengan pemberian hadiah oleh Santa Claus. “Saya ada rasa kamari itu orang tua ja beking bodok. Kasih bersih cepatu, taruh di bawah tempat tidur sebelum tidur, besoknya sudah ada hadiah dari santa claus. Pe hebat skali ini santa claus,” ujar Purukan pada beritamanado.com
Menurutnya, hal seperti itu tidak mendidik dan justru membodohi. Apalagi menurut Purukan, hadiah itu adalah pemberian dari orang tuanya.
Purukan pun menanggapi akan sistem Santa Claus yang saat ini sedang dan akan berjalan memberikan hadiah pada anak-anak. “Saya pikir, santa claus baiknya sasar anak-anak miskin, bisa ada kerjasama dengan dinas terkait atau dari sponsor-sponsor,” kata Purukan.
Ia pun miliki pendapat, ada baiknya santa claus diubah cara pakaiannya, semisalnya menggunakan baju adat dengan toga. Sedangkan untuk suaterpit, bisa diganti dengan baju Cakalele.
“Hal ini untuk menumbuhkan budaya kita. Konteks santa claus dengan sentuh budaya,” kata Purukan. (robintanauma)
Airmadidi – Menjelang perayaan Kelahiran Yesus Kristus sebagai Juru Selamat Dunia, atau dikenal dengan Hari Natal. Budaya barat yang diikut masyarakat Indonesia khususnya Minahasa adalah Budaya Santa Claus.
Assisten III Pemkab Minahasa Utara, Drs Max Purukan, miliki kisah dengan pemberian hadiah oleh Santa Claus. “Saya ada rasa kamari itu orang tua ja beking bodok. Kasih bersih cepatu, taruh di bawah tempat tidur sebelum tidur, besoknya sudah ada hadiah dari santa claus. Pe hebat skali ini santa claus,” ujar Purukan pada beritamanado.com
Menurutnya, hal seperti itu tidak mendidik dan justru membodohi. Apalagi menurut Purukan, hadiah itu adalah pemberian dari orang tuanya.
Purukan pun menanggapi akan sistem Santa Claus yang saat ini sedang dan akan berjalan memberikan hadiah pada anak-anak. “Saya pikir, santa claus baiknya sasar anak-anak miskin, bisa ada kerjasama dengan dinas terkait atau dari sponsor-sponsor,” kata Purukan.
Ia pun miliki pendapat, ada baiknya santa claus diubah cara pakaiannya, semisalnya menggunakan baju adat dengan toga. Sedangkan untuk suaterpit, bisa diganti dengan baju Cakalele.
“Hal ini untuk menumbuhkan budaya kita. Konteks santa claus dengan sentuh budaya,” kata Purukan. (robintanauma)