Manado, BeritaManado.com — Kasus kredit macet di Bank Mayapada dari nasabahnya Ted Sioeng jangan sampai menimbulkan krisis kepercayaan yang meluas di kalangan perbankan.
OJK pun diminta segera menjelaskan duduk persoalannya secara rinci ke publik.
Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia sekaligus juru bicara bidang ekonomi, Andre Vincent Wenas MM MBA mengatakan, perbankan itu bisnis kepercayaan, itu harus dijaga.
“Jangan lantaran ulah beberapa oknum rusaklah sistem perbankan kita. OJK mengaku sudah mengungkap kasus ini sejak 2017 berdasar temuan pemeriksaan mereka, tapi entah mengapa kasus ini masih mencuat lagi di 2023, ada apa? OJK sebagai otoritas paling berwenang mesti segera menjelaskan ke publik,” kata Andre Vincent Wenas dalam keterangan persnya, Jumat (23/6/2023).
Lanjutnya, dari informasi publik di berbagai media didapat keterangan bahwa debitur atas nama Ted Sioeng mendapat pinjaman kredit dari Bank Mayapada sebesar Rp1,3 triliun pada 2014-2021.
Namun Ted Sioeng mengaku memberi kick-back sebesar Rp525 miliar kepada pemilik Bank Mayapada Dato Sri Taher.
Singkat cerita kredit itu sekarang macet, debiturnya kabur dan jadi kasus, lalu di pertengahan tahun 2023 ini mencuat ke publik.
“Kasus seperti ini harus cepat ditangani, sebelum krisis kepercayaan meluas dan akhirnya merusak sistem perbankan kita. Dimulai dari bank yang relatif kecil seperti Bank Mayapada, tapi bisa merembet ke segala arah. Harus segara dipetakan apa yang sebetulnya terjadi dan siapa saja yang terlibat, jangan ada yang ditutup-tutupi,” tegas Andre Wenas.
Andre pun mempertanyakan apakah ada oknum OJK yang tersangkut atau apakah pihak oknum bank dengan debitur yang sekarang kabur ada kolusi atau konspirasi.
Pertanyaan tersebut juga terkait dengan siapa saja yang terlibat dan skema apa yang digunakan, karena jika tidak diperjelas bisa tereskalasi jadi krisis kepercayaan yang meluas.
“Ingat sistem perbankan itu tidak berdiri sendiri, ada dana pihak ketiga, ada juga sistem asuransi yang menopangnya, dan lain sebagainya. Jangan gegara nila setitik rusak susu sebelanga,” pungkas Andre Vincent Wenas menutup keterangannya.
(***/srisurya)