Bitung, BeritaManado.com – Munculnya lokasi banjir baru di Kota Bitung tak bisa dihindari seiring dengan perubahan bentangan alam.
Pembukaan lahan pemukiman baru serta proyek tol Manado-Bitung dianggap menjadi biang munculnya genangan air merendam pemukiman di sejumlah lokasi yang selama ini bebas dari banjir.
Hal itu terungkap dalam diskusi publik Biji Itang Bicara Bitung dengan tema Bencana Melanda, Kebingungan Pemerintah atau Kesadaran Masyarakat Belum Maksimal di Kedai Biji Itang, Sabtu (30/01/2021).
“Lokasi yang dulunya bebas banjir kini malah menjadi langganan banjir setiap hujan. Contohnya wilayah Kakenturan yang termasuk wilayah bebas banjir, kini malah menjadi lokasi baru banjir semenjak adanya proyek tol,” kata aktivis lingkungan, Ferdy Pangalila.
Padahal kata dia, secara aturan dalam pembangunan yang bersingungan dengan perubahan bentangan alam, wajib hukumnya mengantongi dokumen lingkungan yakni Amdal.
Namun kata dia, pembukaan lahan baru untuk pemukiman dan proyek tol masih mengabaikan dokumen Amdal. Kalaupun ada, dokumen itu terkesan disembunyikan dengan tujuan menghindari konsekuensi yang harus diikuti para pekerja proyek.
“Contohnya dokumen Amdal proyek tol. Harusanya pihak tol membuat sumur resapan di lokasi-lokasi yang berdekatan dengan pemukiman. Tapi kenyataannya tidak demikian, akibatnya saat hujan pemukiman menjadi “sumur resapan” alami,” katanya.
Ferdy berharap, sejumlah instansi yang berkaitan dengan masalah lingkungan dan dampaknya tegas dan berkaloborasi untuk menegakkan aturan lingkungan agar bencana bisa diantisipasi dari awal.
“Dinas Lingkungan Hidup, PUPR, Perkim dan BPBD harus bersama-sama melakukan antisipasi awal. Lakukan pencegahan mulai dari hulu, sebelum bencana terjadi mereka sudah action mengingatkan soal realisasi dokumen Amdal,” katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemkot Bitung, Sadat Minabari tak memungkiri apa yang disampaikan Ferdy.
Menurutnya, selama ini memang koordinesi antar instansi seperti yang disampaikan Ferdy belum berjalan dengan baik dan nanti bereaksi ketika sudah terjadi bencana.
“Kedepannya itu akan kami matangkan dengan harapan kita lebih tanggap pencegahan dibandingkan saat bencana,” kata Sadat.
Selain pembukaan lahan baru, faktor lain yang menyebabkan munculnya banjir setiap hujan adalah kondisi drainase di Kota Bitung yang perlu penataan kembali karena belum terkoneksi dengan baik.
“Ditambah lagi, kondisi drainase kita yang tersumbat dengan material pasir dan tanah mengakibatkan air begitu gampang meluap saat hujan,” katanya.
(abinenobm)