Amurang – Proyek pergantian jembatan Soroyican di Desa Kapitu, Kecamatan Amurang Pbarat, Minahasa Selatan, picu kemacetan di ruas jalan trans sulawesi Amurang. Sontak padatnya arus lalu lintas membuat kemacetan cukup panjang sekitar 2 kilometer. Kalangan masyarakat Amurang menilai proyek perbaikan jembatan yang menelan anggaran 3,7 miliar dari dana APBN ini bakal menghambat transportasi disaat pengucaan syukur tanggal 13 Juli nanti.
“Ya, kami menyayangkan proyek perbaikan jembatan ini dikerjakan tidak lama lagi berselang Minsel akan merayakan pengucapan syukur. Sudah pasti dengan pembangunan jembatan itu akan memicu kemacetan semakin tak terbendung. Belum lagi jembatan Lelema, Tumpaan yang hingga kini tak kunjung usai,” tukas Edwin Winokan warga Kapitu, kepada beritamanado.com, Kamis (3/7/2014).
Sementara itu, pengawas proyek PT Bukit Kasih Anugerah Eki Payow mengatakan, kita melakukan pekerjaan memiliki target waktu yang disepakati, sesuai kontrak hari kerja yakni tertangga; 28 Maret 2014, selama 210 hari kalender.
“Kalau menunggu usai pengucapan, kami akan kehilangan waktu. Meski begitu, solusi yang kami berikan untuk meminimalisir kemacetan dengan membuat jembatan darurat dengan dua jalur. Bahkan bobot jembatan diperkuat yakni sampai 20 ton. Jadi kendaraan bebobot besar bisa melewati jembatan darurat yang kami buat ini,” jelas Pajow, sembari menambahkan, biasanya jembatan darurat hanya 8 ton, tapi kita lebihkan sampai 20 ton. (sanlylendongan)
Amurang – Proyek pergantian jembatan Soroyican di Desa Kapitu, Kecamatan Amurang Pbarat, Minahasa Selatan, picu kemacetan di ruas jalan trans sulawesi Amurang. Sontak padatnya arus lalu lintas membuat kemacetan cukup panjang sekitar 2 kilometer. Kalangan masyarakat Amurang menilai proyek perbaikan jembatan yang menelan anggaran 3,7 miliar dari dana APBN ini bakal menghambat transportasi disaat pengucaan syukur tanggal 13 Juli nanti.
“Ya, kami menyayangkan proyek perbaikan jembatan ini dikerjakan tidak lama lagi berselang Minsel akan merayakan pengucapan syukur. Sudah pasti dengan pembangunan jembatan itu akan memicu kemacetan semakin tak terbendung. Belum lagi jembatan Lelema, Tumpaan yang hingga kini tak kunjung usai,” tukas Edwin Winokan warga Kapitu, kepada beritamanado.com, Kamis (3/7/2014).
Sementara itu, pengawas proyek PT Bukit Kasih Anugerah Eki Payow mengatakan, kita melakukan pekerjaan memiliki target waktu yang disepakati, sesuai kontrak hari kerja yakni tertangga; 28 Maret 2014, selama 210 hari kalender.
“Kalau menunggu usai pengucapan, kami akan kehilangan waktu. Meski begitu, solusi yang kami berikan untuk meminimalisir kemacetan dengan membuat jembatan darurat dengan dua jalur. Bahkan bobot jembatan diperkuat yakni sampai 20 ton. Jadi kendaraan bebobot besar bisa melewati jembatan darurat yang kami buat ini,” jelas Pajow, sembari menambahkan, biasanya jembatan darurat hanya 8 ton, tapi kita lebihkan sampai 20 ton. (sanlylendongan)