Minut, BeritaManado.com – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-248 Desa Kaima Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara (Minut), diwarnai dengan adat Magher Mbanua.
Jumat (6/4/2018) lalu, puluhan orang berpakaian adat dan membawa tawaang menyusuri Desa Kaima, melakukan prosesi adat Magher Mbanua atau ator kampung.
Peserta ritual adalah para tokoh agama, tokoh masyarakat dan budaya, yang dilakukan dengan mengelilingi kampung, mendatangi beberapa titik pasela (batas kampung), serta waruga, sambil berdoa.
Hukum Tua (Kumtua) Desa Kaima Meydi Reppi Kumaseh SE mengatakan, ritual adat ini selain untuk menjaga kampung agar terhindar dari bahaya dan masalah, lewat permintaan doa, semua pekerjaan dan hasil dari warga akan terus diberkati.
“Seperti hasil pertanian kelapa, cengkih, pala dan semua hasil perkebunan, akan menghasilkan buah yang berlimpah dan semua warga diberkati,” jelasnya.
Sebelumnya, dikatakan Kumaseh, ada ritual adat yang dilaksanakan di Kantor Desa, dengan menggunakan sesajen khas orang tua dulu, tetapi semua dilakukan dengan doa.
(***/Finda Muhtar)
Minut, BeritaManado.com – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-248 Desa Kaima Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara (Minut), diwarnai dengan adat Magher Mbanua.
Jumat (6/4/2018) lalu, puluhan orang berpakaian adat dan membawa tawaang menyusuri Desa Kaima, melakukan prosesi adat Magher Mbanua atau ator kampung.
Peserta ritual adalah para tokoh agama, tokoh masyarakat dan budaya, yang dilakukan dengan mengelilingi kampung, mendatangi beberapa titik pasela (batas kampung), serta waruga, sambil berdoa.
Hukum Tua (Kumtua) Desa Kaima Meydi Reppi Kumaseh SE mengatakan, ritual adat ini selain untuk menjaga kampung agar terhindar dari bahaya dan masalah, lewat permintaan doa, semua pekerjaan dan hasil dari warga akan terus diberkati.
“Seperti hasil pertanian kelapa, cengkih, pala dan semua hasil perkebunan, akan menghasilkan buah yang berlimpah dan semua warga diberkati,” jelasnya.
Sebelumnya, dikatakan Kumaseh, ada ritual adat yang dilaksanakan di Kantor Desa, dengan menggunakan sesajen khas orang tua dulu, tetapi semua dilakukan dengan doa.
(***/Finda Muhtar)