Manado – Beberapa waktu lalu nama Universitas Sam Ratulangi Manado berkibar di negara Cina, dimana salah satu guru besar Unsrat diberikan kesempatan untuk mempresentasikan terkait dengan persoalan pendidikan. Dia adalah Prof Dr S Berhimpon dan Dr Billy Wagey. Yang manad Direktur Pasca Sarjana Unsrat ini mengunjungi Ocean University of China (OUC) di Qingdao, kunjungan tersebut disponsori oleh United Board for Christian Higher Education in Asia (UBCHEA) yang berkedudukan di Hong Kong. dalam kesempatan tersebut Prof Berhimpon mempresentasikan program CRM yang telah dilaksanakan selama kerjasama antara Sam Ratulangi University (Unsrat), Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang, Silliman University (SU) Philippines, dan Madras Christian College (MCC) India. Prof. Berhimpon adalah coordinator Program Kerja Sama keempat negara tersebut, dan Dr. Billy Wagey adalah Doktor lulusan Silliman University, yang dibiayai oleh UBCHEA. Program tersebut didanai oleh UBCHEA untuk keempat institusi tersebut. Tim UBCHEA di jemput oleh Prof. Dr. Wang Min, Deputy Dean of College of Marine Life Science. Pertemuan kemudian dilanjutkan di UBCHEA Hong Kong pada tgl 13 Juli 2013 bersama delegasi dari UKAW, dan MCC, sedangkan delegasi dari SU berhalangan datang.
Selain program kunjungan tersebut, sebagai direktur Program Pascasarjana Unsrat, sudah tentu Prof. Dr. Berhimpon tidak lupa memanfaatkan peluang-peluang yg bisa dimanfaatkan oleh PPs Unsrat. Ocean University of China masuk dalam top 10 universities in China, dan masuk 100 besar dunia. OUC memiliki Colleges dan Departemen yg lengkap utk mempelajari laut, memiliki laboratorium yg lengkap dengan peralatan yang canggih. Ada beberapa colleges dan institute yg sempat dikunjungi, yaitu: College of Marine Life Science, Institute of Evolution and Biodiversity, School of Medicine and Pharmacy, College of Physical and Environmental Oceanography, College of Environmental Science and Enginering. Fasilitas serta kampus yang modern, melengkapi kota Qingdao yang sudah disulap menjadi kota modern dengan rumah susun puluhan tingkat dan sudah memanfaatkan energy solar. Tidak lagi terlihat pemukiman penduduk yang miskin dan kumuh, tetapi menyaksikan pemandangan jalan yg rapi bersih, dengan taman di kiri-kanan sepanjang jalan yg ada di kota tersebut.
“Sangat mengembirakan bahwa OUC bersedia mengundang Rektor Unsrat, dan bersedia menerima mahasiswa doktoral Unsrat untuk studi dengan program Sandwich di OUC. Selain itu kerjasama penelitian dan pertukaran staf pengajar, seminar, dan kekiatan akademik lainnya sangat direspons. Ada 2 Program studi S3 Unsrat yang dapat memanfaatkan peluang ini yaitu PS Ilmu Kelautan (Marine Science) dan PS Ilmu Hukum (Law Science), khususnya hukum perdagangan Internasional, hukum laut internasional, termasuk sengketa internasional,” demikian menurut Prof Berhimpon yang didampingi oleh Prof. Dr. Xu Xiangmin, PhD in History, Doctor of Laws, yg juga sebagai Dean (Dekan) of Law and Politics School, dan juga merangkap Director of MPA Program. Prof. Dr. William Zou sebagai Director IAMRI (sebagai International Office), sangat welcome untuk Unsrat dan bersedia memfasilitasi undangan untuk Rektor Unsrat, dan juga untuk mahasiswa sandwich program, kapan saja dibutuhkan.
Peluang ini sangat bertepatan dengan sudah keluarnya ijin penyelenggaraan PS S3 Ilmu Kelautan beberapa minggu yang lalu oleh Dirjen Dikti sebagai pengganti Mandat Dirjen Dikti kepada Rektor Unsrat untuk membuka PS S3 Ilmu Hukum dan PS S3 Management Sumberdaya Perairan, sekitar dua tahun yang lalu. Tidak lama lagi ijin resmi untuk S3 Ilmu Hukum juga akan segera dikeluarkan. “Dengan demikian mahasiswa yang memenuhi syarat berhak mendapatkan beasiswa BPPS termasuk dana utuk Penelitian sebesar 50 juta, dan dana untuk sandwich program ke Universitas di LN (kecuali Malaysia) selama 3 bulan yang besarnya sampai dengan 100 juta lebih. Di luar negeri mahasiswa dapat melakukan analisa laboratorium dengan memakai alat yg lebih canggih, dan juga dapat mempresentasikan hasil penelitiannya, termasuk menulis artikel ilmiah yang harus diterbitkan pada Jurnal internasional yang terpandang. Sebelum mempunyai artikel yg sudah diterbitkan pada jurnal internasional yang terpandang, mahasiswa doctoral Unsrat tidak diijinkan untuk ujian promosi, demikian menurut Berhimpon, melalui mailnya,” tutup Prof Berhimpon.(*)