MANADO – “Prajurit harus senantiasa bersikap waspada sekaligus antisipatif, agar dapat melaksanakan tugas pokok dengan sebaik-baiknya. Senantiasa siap operasional, dalam rangka turut serta menjaga dan memelihara stabilitas nasional guna menjamin kesinam-bungan pembangunan nasional.” Demikian sekelumit cuplikan amanat Panglima TNI yang dibacakan oleh Irup Danrem 131/Santiago Kolonel Inf A.A.B. Maliogha pada saat memimpin upacara bendera “17-an” di Lapangan Hitam Makorem yang diikuti oleh perwakilan dari setiap satuan jajaran Korem 131/Santiago.
Isu nasional yang menghiasi berbagai media, baik cetak maupun elektronik, baik nasional maupun lokal, akhir-akhir ini terkait dengan kembali maraknya kerusuhan akibat bentrokan antar massa, baik antara aparat dengan masyarakat maupun antar masyarakat sendiri. Kerusuhan di Mesuji Lampung dan Sumatera Selatan serta di Bima NTB adalah sedikit dari berbagai contoh kejadian konflik komunal yang sangat merugikan, baik bagi masyarakat itu sendiri juga bagi pertumbuhan ekonomi terkait kaburnya investor yang mungkin berminat menanamkan modalnya maupun hilangnya kesempatan untuk berusaha karena situasi keamanan yang tidak mendukung.
Untuk itu, prajurit dan pegawai negeri sipil TNI dituntut untuk senantiasa siap mengorbankan diri demi kejayaan serta tetap utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan harus mampu menilai dan bersikap tegas terhadap setiap indikasi dan kecenderungan yang mengundang kerawanan serta ancaman yang hendak mengganggu stabilitas nasional, apalagi yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (*)
MANADO – “Prajurit harus senantiasa bersikap waspada sekaligus antisipatif, agar dapat melaksanakan tugas pokok dengan sebaik-baiknya. Senantiasa siap operasional, dalam rangka turut serta menjaga dan memelihara stabilitas nasional guna menjamin kesinam-bungan pembangunan nasional.” Demikian sekelumit cuplikan amanat Panglima TNI yang dibacakan oleh Irup Danrem 131/Santiago Kolonel Inf A.A.B. Maliogha pada saat memimpin upacara bendera “17-an” di Lapangan Hitam Makorem yang diikuti oleh perwakilan dari setiap satuan jajaran Korem 131/Santiago.
Isu nasional yang menghiasi berbagai media, baik cetak maupun elektronik, baik nasional maupun lokal, akhir-akhir ini terkait dengan kembali maraknya kerusuhan akibat bentrokan antar massa, baik antara aparat dengan masyarakat maupun antar masyarakat sendiri. Kerusuhan di Mesuji Lampung dan Sumatera Selatan serta di Bima NTB adalah sedikit dari berbagai contoh kejadian konflik komunal yang sangat merugikan, baik bagi masyarakat itu sendiri juga bagi pertumbuhan ekonomi terkait kaburnya investor yang mungkin berminat menanamkan modalnya maupun hilangnya kesempatan untuk berusaha karena situasi keamanan yang tidak mendukung.
Untuk itu, prajurit dan pegawai negeri sipil TNI dituntut untuk senantiasa siap mengorbankan diri demi kejayaan serta tetap utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan harus mampu menilai dan bersikap tegas terhadap setiap indikasi dan kecenderungan yang mengundang kerawanan serta ancaman yang hendak mengganggu stabilitas nasional, apalagi yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (*)