Manado, BeritaManado.com — Ketika bencana alam mendera, kebaikan dan kesatuan menjadi pilar yang kokoh untuk menopang mereka yang terluka.
Grand Luley Manado dan tim Manado Treetop Zipline Park telah membuktikan hal ini dengan memberikan dukungan yang lebih dari sekadar materi bagi para pengungsi akibat erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro.
Di bawah koordinasi Danrem 131/Santiago Brigjen TNI Wakhyono dan Kasiter Korem 131/Santiago Kolonel Kav Dani, Grand Luley dan TreeTop ZipLine telah menyelenggarakan program Trauma Healing, memberikan cahaya harapan bagi para anak-anak yang terdampak.
Marketing & Communication Manager Grand Luley, Lenda Toalu mengatakan, awalnya mereka
telah menyumbangkan bantuan berupa bahan makanan dan logistik lainnya untuk para pengungsi di Tagulandang.
Bantuan itu disalurkan melalui pemerintah Provinsi Sulut dalam hal ini BPBD.
Namun, kesadaran akan pentingnya kesejahteraan mental para pengungsi, terutama anak-anak, mendorong Grand Luley dan TreeTop ZipLine untuk melakukan lebih dari itu.
“Kami mencari setiap peluang untuk menjadi relawan yang memberikan layanan Trauma Healing, yang kami ketahui telah menjadi spesialisasi dari instruktur kami di Manado Treetop Zipline Park,” ujar Lenda, Sabtu (27/4/2024).
Sambutan hangat pun diterima dari tim Korem 131/Santiago, di mana Brigjen TNI Wakhyono tidak hanya mengundang tim Grand Luley dan TreeTop ZipLine sebagai relawan, tetapi juga memberikan dukungan penuh.
“Selama 4 hari kami bertugas di Posko Induk Apengsala yang meliputi 13 titik pengungsian, kami menyaksikan anugerah terindah, senyuman kembali menghiasi wajah anak-anak setelah mengikuti program Trauma Healing bersama kami,” kata Lenda.
Apresiasi dan perhatian juga diterima dari Pj. Bupati Kepulauan Sitaro, Drs. Joi EB Oroh, Forkominda Kabupaten, Forkominda Provinsi, beberapa Anggota DPRD, dan Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB, Lilik S.T, M.Si., yang menguatkan keyakinan tim bahwa langkah yang diambil sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang dianut.
“Kami juga mengajak beberapa penduduk yang masih bertahan di sekitar Gunung Ruang untuk
mempertimbangkan keamanan mereka dengan pindah ke Tagulandang. Meskipun kami memahami alasan mereka bertahan adalah untuk mengamankan harta benda yang tersisa, namun keselamatan hidup adalah hal yang paling berharga,” ungkap Lenda.
Lenda pun mengungkapkan, mobilitas, akomodasi, dan logistik tim didukung sepenuhnya oleh Korem 131/Santiago.
“Sebagai relawan, kami menyelesaikan tugas kami bersama dengan kembalinya pasukan TNI, Polri, BASARNAS, BNPB, dan lainnya. Namun, semangat kami untuk terus mendukung mereka
yang membutuhkan tetap menyala,” pungkas Lenda.
(***/srisurya)