BOLTIM – Pasca libur natal dan tahun baru, Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sehan Salim Landjar memimpin apel kerja perdana di tahun 2020, bertempat di halaman kantor Bupati Boltim, senin (6/1/2020).
Cuaca pagi begitu cerah mengiringi jalannya apel ribuan ASN, honorer dan perangkat desa yang antusias hadir mengikuti apel tersebut.
Bupati dua periode ini nampak melakukan absensi semua organisasi perangkat daerah satu persatu, tak terkecuali 80 desa pun diperiksa kehadirannya.
Dalam sambutannya, Sehan Landjar menyampaikan, sebagai wujud kedisiplinan dan semangat baru menyambut tahun baru 2020, aparatur diminta tingkatkan etos kerja dan disiplin dalam bekerja.
“Tahun 2020 adalah tahun disiplin kerja sehingga semua urusan yang tertunda segera dituntaskan, karena tahun ini harus mengutamakan pelayanan demi daerah yang lebih maju lagi,” ujar Sehan Landjar.
Namun ditengah sambutannya, Sehan Landjar sempat geram oleh ulah oknum yang mengirim surat terbuka kepada dirinya di media social facebook dan menyinggung soal gaji tenaga kontrak yang belum dibayarkan pada bulan desember.
Kata Bupati, dalam surat terbuka tersebut, si penulis mengibaratkan dirinya seperti direktur di jepang yang akan bunuh diri karena terlambat membayar gaji karyawan.
Dan menganggap pemerintah tidak akan membayar gaji para guru kontrak di Boltim, padahal hal itu hanya penundaan karena sistem keuangan.
“Dia mengandaikan saya lebih buruk dari orang yang tidak beragama, katanya saya tidak tahu malu karena tidak membayar, padahal bukan tidak bayar, karena semuanya ditunda karena sistem keungan daerah,” tegas Sehan Landjar.
Ia pun akan memberhentikan 100 guru tenaga kontrak dan menyinggung para guru kontrak yang tidak bisa menjaga dan menyimpan rahasia negara, dirinya pun meminta kepada ratusan tenaga kontrak agar mencari orang tersebut dan meminta kerja di jepang.
Ia pun mengucapkan terima kasih kepada ASN di Boltim, yang meskipun ada penundaan gaji Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) selama ini, tetap setia menjaga rahasia negara.
“Saya dapat informasi tiga bulan belum dibayar, tapi itulah ASN yang menjaga trimarta kesetiaan yang salah satu menjaga rahasia, beda dengan mereka yang tidak ada rahasia jadi saya takut,” kata Sehan kepada ribuan ASN.
Ia katakan silpa di Boltim pada tahun 2019 kemarin sebanyak 15,7 miliar, sehingga masih cukup membayar gaji TKD sebesar 2 miliar dan gaji tenaga kontrak 100 orang sebanyak 400 juta lebih.
Lanjut Sehan, ketika ada perubahan anggaran, biasanya ada aspirasi masyarakat, yang bersifat genting, dan bila tidak bisa mendapatkan anggaran dari mana, biasanya yang berani dipending pembelian kendaraan, pembangunan kantor, ATK, perjalanan dinas.
“Kalau tidak cukup biasanya kita saving gaji pegawai dan nanti akan ambil pada silpa ketika tutup buku, itu yang kalian tidak mengerti, Ada uang, bukan tidak mau membayar, tapi karena sistemnya begitu,” terang ami eyang sapaan akrab Sehan Landjar.
Terpisah kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boltim, Yusri Damopolii, SE., MSi., mengatakan, terkait 100 tenaga kontrak yang akan diberhentikan, dirinya katakan akan tetap membayar gaji yang belum terbayarkan.
“Sistem penerimaan gaji akan tetap dibayarkan, hanya saja untuk keputusan lanjut atau tidaknya tenaga kontrak ditentukan Bupati,” ujar Yusri Damopolii.
Adapun 100 tenaga kontrak tersebut merupakan guru mata pelajaran yang tersebar di 28 sekolah menengah pertama (SMP) dan 56 guru agama di sekolah dasar (SD). Artinya akan ada 86 sekolah kehilangan guru mata pelajaran.
(Riswan Hulalata)