Manado — Dalam Pilkada serentak pada 27 Juni 2018, Minahasa menjadi pertarungan politik terpanas dalam catatan sejarah politik di Sulut.
Pertarungan substansial antara dua kekuatan partai politik klasik yakni PDI-P dan Golkar.
“Pilkada Minahasa adalah pertarungan yang mempertaruhkan prestise dua partai politik besar di Indonesia. Hasilnya akan berpengaruh pada Pemilu 2019 dan Pilkada serentak 2020,” ujar Nozanjo Lengkong, Pemerhati Politik Sulut kepada BeritaManado.com, Selasa (12/6/2018).
Dilanjutkannya, dua kekuatan besar (PDI-P dan Golkar) akan memaksimalkan seluruh kemampuan yang ada untuk menggerakan massa, memenangkan pertarungan bergensi di tanah Minahasa.
Akan ada mobilisasi massa besar-besaran dari kedua kubu.
“Pengalaman Pilkada lalu PDI-P sudah tidak lagi seperti satu dekade yang lalu, banteng moncong putih tergerus dibeberapa pilkada di Sulut. Golkar berjaya di Sangihe, Tomohon, Minsel. Minut juga terlepas, ini menjadi pengalaman berharga sekaligus tanda awas untuk pertarungan di Minahasa,” pungkas Nozanjo Lengkong.
(Jones)