Salah satu mantan pebulutangkis Nasional Lius Pongoh ketika mengunjungi Sulut
Manado – Kedatangan Lius Pongoh guna menghadiri Musyawarah Provinsi (Musprov) Persatuan Bulutangkis Nasional Indonesia (PBSI) Sulut, disambut hangat oleh pengurus PBSi Sulut. Pria yang pernah mengharumkan nama Indonesia melalui ajang Thomas Cup ditahun 1979, 1982, dan 1986 itupun meluangkan waktu untuk berbicara mengenai kesan dan pesannya ketika aktif bermain Bulungtakis mewakili Indonesia.
“dibutuhkan semangat juang yang tinggi untuk menjadi seorang atlet, dikarenakan ketika kita terjun di dunia olahraga, akan banyak sekali tantangan yang akan dihadapi baik itu dari segi keluarga, kesehatan, maupun finansial. Sulut mempunyai banyak potensi atlet khususnya di bulutangkis, namun memang masih berkurangnya kompetensi merupakan kendala terbesar bukan hanya di Sulut, tapi hampir di seluruh daerah di Indonesia,”ujarnya.
Selanjutnya pria yang memegang jabatan sebagai Manager Operasional dan Pembinaan Prestasi PBSI Nasional ini mengatakan bahwa memang saat ini tantangan terbesar pemerintah daerah untuk mengembangkan bakat-bakat anak daerah terletak pada minimnya dana, hal ini dikarenakan pemerintah Indonesia saat ini masih setengah hati untuk memperhatikan dunia olahraga padahal seharusnya olahraga itu harus menjadi kebutuhan, karena prestasi yang dicapai oleh atlet-atlet Indonesia, secara tidak langsung itu menggambarkan sebuah prestasi negara.
“Saya berharap, dibawah kepemimpinan pak Djendri A. Keintjem akan lahir atlet-atlet muda dari Sulut yang bisa membanggakan nama daerahnya dikancah nasional maupun internasional. Secara pribadi saya juga ingin mengingatkan kepada pengurus PBSI Sulut yang baru agar bisa lebih bekerja keras lagi guna membanggakan nama Sulut. Pengurus yang baru juga harus lebih kreatif lagi guna memecahkan masalah dana, jangan hanya mengharapkan bantuan dari pemerintah pusat, namun harus ada kreasi-kreasi dari kepengurusan ini untuk menghasilkan dana sendiri tanpa terlalu bergantung pada pemerintah,” tandasnya. (Tr-01)
Salah satu mantan pebulutangkis Nasional Lius Pongoh ketika mengunjungi Sulut
Manado – Kedatangan Lius Pongoh guna menghadiri Musyawarah Provinsi (Musprov) Persatuan Bulutangkis Nasional Indonesia (PBSI) Sulut, disambut hangat oleh pengurus PBSi Sulut. Pria yang pernah mengharumkan nama Indonesia melalui ajang Thomas Cup ditahun 1979, 1982, dan 1986 itupun meluangkan waktu untuk berbicara mengenai kesan dan pesannya ketika aktif bermain Bulungtakis mewakili Indonesia.
“dibutuhkan semangat juang yang tinggi untuk menjadi seorang atlet, dikarenakan ketika kita terjun di dunia olahraga, akan banyak sekali tantangan yang akan dihadapi baik itu dari segi keluarga, kesehatan, maupun finansial. Sulut mempunyai banyak potensi atlet khususnya di bulutangkis, namun memang masih berkurangnya kompetensi merupakan kendala terbesar bukan hanya di Sulut, tapi hampir di seluruh daerah di Indonesia,”ujarnya.
Selanjutnya pria yang memegang jabatan sebagai Manager Operasional dan Pembinaan Prestasi PBSI Nasional ini mengatakan bahwa memang saat ini tantangan terbesar pemerintah daerah untuk mengembangkan bakat-bakat anak daerah terletak pada minimnya dana, hal ini dikarenakan pemerintah Indonesia saat ini masih setengah hati untuk memperhatikan dunia olahraga padahal seharusnya olahraga itu harus menjadi kebutuhan, karena prestasi yang dicapai oleh atlet-atlet Indonesia, secara tidak langsung itu menggambarkan sebuah prestasi negara.
“Saya berharap, dibawah kepemimpinan pak Djendri A. Keintjem akan lahir atlet-atlet muda dari Sulut yang bisa membanggakan nama daerahnya dikancah nasional maupun internasional. Secara pribadi saya juga ingin mengingatkan kepada pengurus PBSI Sulut yang baru agar bisa lebih bekerja keras lagi guna membanggakan nama Sulut. Pengurus yang baru juga harus lebih kreatif lagi guna memecahkan masalah dana, jangan hanya mengharapkan bantuan dari pemerintah pusat, namun harus ada kreasi-kreasi dari kepengurusan ini untuk menghasilkan dana sendiri tanpa terlalu bergantung pada pemerintah,” tandasnya. (Tr-01)