Manado – Kegiatan Tatap Muka Bupati Minahasa Utara (Minut) Vonnie Anneke Panambunan dengan LSM dan Ormas se-kabupaten Minut dengan tema “Peningkatan Kesadaran Nilai-Nilai Luhur Budaya Bangsa Untuk LSM / Ormas dan Pelajaran SMA / Sederajat” telah dilaksanakan pada Kamis (24/11/2016) kemarin di Hotel Sutan Raja Kalawat.
Dari tatap muka tersebut, didapatlah pernyataan sikap ormas, LSM, Tokoh Agama, Tokoh Adat dan Tokoh Pemuda se-kabupaten Minahasa Utara, sebagai berikut:
1. Ikut dan turut serta menegakkan empat konsensus dasar kebangsaan yakni pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.
2. Menolak dengan tegas segala bentuk radikalisme, anarkisme, terorisme, kriminalisme dan ajaran sesat serta senantiasa mewaspadai dan mengantisipasi isu-isu SARA yang dapat memecah belah NKRI.
3. Menjaga semangat kerukunan, kebersamaan dan turut menjaga keamanan, ketertiban serta kedamaian daerah Kabupaten Minahasa Utara.
4. Mendukung langkah-langkah pemerintah, TNI maupun POLRI dalam mengantisipasi semua gerakan yang mengganggu keamanan dan ketertiban.
5. Menjunjung supremasi hukum dan penegakan hukum yang humanis.
6. Mendukung pemerintahan yang sah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
7. Mendukung program pemerintah Sulawesi Utara di bawah pimpinan Gubernur Olly Dondokambey SE dan Wakil Gubernur Steven Kandouw.
8. Mendukung program pemerintah daerah kabupaten Minahasa Utara di bawah kepemimpinan Bupati Vonnie Anneke Panambunan dan Wakil Bupati dengan visi “Mengasihi, melayani dan mensejahterahkan masyarakat kabupaten Minahasa Utara.
Berdasarkan pernyataan sikap tersebut, Dandim Bitung Letkol Inf Deden Hendayana yang pada tatap muka tersebut didaulat menjadi salah satu pemateri, kepada BeritaManado.com menghimbau masyarakat untuk lebih bijaksana dalam melakukan sesuatu.
“Seperti pada materi yang saya sampaikan kemarin, kami mwnghimbau agar kita tetap bijak dalam menggunakan media sosial, tidak mudah terprovokasi oleh hal-hal negatif. Kita pun harus paham akan ancaman aktual saat ini sehingga mampu melaksanakan deteksi dini dan cegah dini serta mampu mengantisipasi setiap perkembangan situasi. Perlu adanya penyamaan visi, persepsi dan interpretasi dalam menyikapi setiap perkembangan situasi,” ujar Deden, Jumat (25/11/2016).
Lanjutnya, komunikasi yang terjaga dengan baik dan kewaspadaan yang terus ditingkatkan juga menjadi hal yang tidak boleh dilupakan.
“Jalin komunikasi dan kerja sama secara terpadu dengan semua instansi terkait dan waspadai penyebaran isu-isu SARA yang dapat menimbulkan rasa kebencian dan permusuhan terhadap individu dan kelompok masyarakat,” tambahnya. (srisurya)