Manado, BeritaManado.com – Mungkin tidak banyak orang yang tahu bahwa pada era 1900 ada sosok yang sangat dikenal khususnya oleh penduduk para warga Belanda yang tinggal di Manado.
Adalah seorang warga keturunan Tionghoa yang cukup dikenal pada jaman tersebut yaitu Sie Tjoan San.
Beliau adalah seorang dokter yang yang memberanikan diri bertugas untuk melayani serta memberikan pengobatan masyarakat dan warga Belanda pada zaman itu.
Sosok yang lahir dari pasangan Sie Boe Kho dan Kiem Tjoe Nio lahir pada tahun 1907 di Manado dan berbekal pendidikan yang ada saat itu Sie Tjoan San melanjutkan kuliah di Leiden University di Belanda.
Setelah lulus pada tahun 1935 Sie Tjoan San kembali ke daerah kelahirannya dan melakukan pernikahan dengan sang kekasih yaitu Que Pien Nio lulusan Asisten Apotekeres Belanda di tahun 1936.
Dan mulailah, pada tahun 1937 Sie Tjoan San melakukan praktek di Manado selama 32 tahun.
Orang Belanda menyebut Sie Tjoan San sebagai TANDARTS atau dokter gigi dalam bahasa Indonesia.
Pada waktu perang dunia ke-2 di tahun 1941-1945 dan Jepang memasuki Manado, kala itu Jepang meminta untuk membuka poli/praktek di RS Hermana Lembean Kabupaten Minahasa Utara.
Pada tahun 1968 Sie Tjoan San kembali ke Belanda dan melanjutkan praktek tepatnya di daerah Harlem sampai akhir hayatnya dan meninggal tahun 1983 pada usia 76 tahun.
Dari hasil pernikanan Sie Tjoan San dan Que Pien Nio dikarunikan 6 (enam) orang anak.
Anaknya yang ketiga bernama Sie Tjae Koen meneruskan bakat serta keahlian dari orang tuanya di Manado.
Hingga tahun 2020, sudah 120 tahun pelayanan kesehatan TANDARTS yang dilaksanakan oleh 3 generasi.
Di Manado saat ini orang lebih mengenal dokter tersebut atau yang lebih populer dengan sebutan drg Koen Tumewu.
Peran drg Koen Tumewu dalam dunia medis, turut ditunjang sang anam dr Richard Tumewu.
“Ada pepatah mengatakan buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya, demikian juga dengan ayah saya drg Koen memberikan pengaruh yang cukup besar kepada kami anak-anaknya. Kami saat inipun bersama sama membuka praktek pada tempat yang sama di Manado,” ujar dr Richard Tumewu.
(***/Finda Muhtar)