Airmadidi – Di pinggir jalan raya sampai di selokan, sepanjang wilayah Kecamatan Kalawat dan Airmadidi. Anda bisa melihat sejumlah orang yang sedang membersihkan lingkungan. Ada yang pegang parang, sapu lidi sampai mesin pemotong rumput.
Mereka bukan dari dinas kebersihan, tapi sejumlah perangkat desa yang ada di kecamatan tersebut. Mulai dari hukum tua, kaur, pala, meweteng dan BPD.
Seorang pala di Lingkungan II, mengakui mereka dibebankan kerja bakti tiap hari Jumat. “Torang ini perangkat boleh dikata so jadi petugas kebersihan,” ujar Pala Rubby pada BeritaManado.Com
Menurut Pala Rubby, program pemerintah tersebut tidak tepat sasaran, karena tak melibatkan masyarakat secara langsung. “Bagaimana ini masyarakat pe sampah, kong perangkat yang kase bersih akang,” kata Pala Rubby.
Diakuinya, memang ada kendala pemerintah untuk melibatkan masyarakat turut serta membersihkan lingkungan mereka. “Masyarakat disini heterogen, banyak beragam latar belakang, ada kerja pagi, ada istirahat pagi. Jadinya masyarakat tidak ikut membersihkan lingkungan,” ujar Pala Rubby
Jika dibuatkan sistem denda bagi masyarakat tak kerja bakti, menurut Pala Rubby, nantinya bisa masyarakat bertanya, apa ada Perdes yang mengatur denda? “Memang kultur gotong royong di Minut sudah sulit,” tandas Pala Rubby. (robintanauma)
Airmadidi – Di pinggir jalan raya sampai di selokan, sepanjang wilayah Kecamatan Kalawat dan Airmadidi. Anda bisa melihat sejumlah orang yang sedang membersihkan lingkungan. Ada yang pegang parang, sapu lidi sampai mesin pemotong rumput.
Mereka bukan dari dinas kebersihan, tapi sejumlah perangkat desa yang ada di kecamatan tersebut. Mulai dari hukum tua, kaur, pala, meweteng dan BPD.
Seorang pala di Lingkungan II, mengakui mereka dibebankan kerja bakti tiap hari Jumat. “Torang ini perangkat boleh dikata so jadi petugas kebersihan,” ujar Pala Rubby pada BeritaManado.Com
Menurut Pala Rubby, program pemerintah tersebut tidak tepat sasaran, karena tak melibatkan masyarakat secara langsung. “Bagaimana ini masyarakat pe sampah, kong perangkat yang kase bersih akang,” kata Pala Rubby.
Diakuinya, memang ada kendala pemerintah untuk melibatkan masyarakat turut serta membersihkan lingkungan mereka. “Masyarakat disini heterogen, banyak beragam latar belakang, ada kerja pagi, ada istirahat pagi. Jadinya masyarakat tidak ikut membersihkan lingkungan,” ujar Pala Rubby
Jika dibuatkan sistem denda bagi masyarakat tak kerja bakti, menurut Pala Rubby, nantinya bisa masyarakat bertanya, apa ada Perdes yang mengatur denda? “Memang kultur gotong royong di Minut sudah sulit,” tandas Pala Rubby. (robintanauma)