Shenzhen – Penduduk asli Kota Shenzhen dulunya sulit mencari kehidupan yang layak, yang berakibat hidup dalam lemiskinan.
Kenapa tidak, tanahnya yang tandus serta musim di China tidak bersahabat untuk pertanian di Shenzhen membuat penduduknya terpaksa menjadi nelayan.
Menjadi melayan tidak serta merta membuat kehidupan penduduk asli Kota Shenzhen berubah namun kehidupan yang sulit membuat penduduk asli ingin merubah nasip di Hong Kong yang sudah terkenal sebagai kota maju dan moderen.
Kemiskinan serta minimnya lapangan pekerjaan, menyebabkan banyak warga Shenzhen berusaha melarikan diri dengan berenang menyeberangi lautan menuju Hongkong yang hanya berjarak sekira 5 Km menyeberang lautan dengan cara berenang.
“Para penduduk (Shenzhen) harus diam-diam menyeberang lautan. Itu dilakukan karena Hong Kong pada waktu itu milik Ingris sedangkan penduduk Shenzhen China yang otomatis harus memggunakan paspor,” kata Ching Ching pemandu wisata Media Trip (Wartawan Pemprov Sulut) di Zhenzhen, China.
Dia menambahkan, bila ada yang berani menyeberang lautan militer China terpaksa harus menembak atau pun para penyebrang harus tewas dimakan ikan (bersambung). (rizath polii)
Shenzhen – Penduduk asli Kota Shenzhen dulunya sulit mencari kehidupan yang layak, yang berakibat hidup dalam lemiskinan.
Kenapa tidak, tanahnya yang tandus serta musim di China tidak bersahabat untuk pertanian di Shenzhen membuat penduduknya terpaksa menjadi nelayan.
Menjadi melayan tidak serta merta membuat kehidupan penduduk asli Kota Shenzhen berubah namun kehidupan yang sulit membuat penduduk asli ingin merubah nasip di Hong Kong yang sudah terkenal sebagai kota maju dan moderen.
Kemiskinan serta minimnya lapangan pekerjaan, menyebabkan banyak warga Shenzhen berusaha melarikan diri dengan berenang menyeberangi lautan menuju Hongkong yang hanya berjarak sekira 5 Km menyeberang lautan dengan cara berenang.
“Para penduduk (Shenzhen) harus diam-diam menyeberang lautan. Itu dilakukan karena Hong Kong pada waktu itu milik Ingris sedangkan penduduk Shenzhen China yang otomatis harus memggunakan paspor,” kata Ching Ching pemandu wisata Media Trip (Wartawan Pemprov Sulut) di Zhenzhen, China.
Dia menambahkan, bila ada yang berani menyeberang lautan militer China terpaksa harus menembak atau pun para penyebrang harus tewas dimakan ikan (bersambung). (rizath polii)