Minut, BeritaManado.com – Suasana areal pertambangan Desa Tatelu Kecamatan Dimembe dan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara (Minut) yang semula tenang, mendadak panas.
Rabu (10/02/2020), para penambang dari Desa Tatelu, Tatelu Rondor dan Warukapas bersama penambang dari desa sekitar, melakukan aksi protes menolak rencana eksplorasi yang diduga akan dilakukan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) bersama PT Iyosa di lokasi lahan tambang rakyat yang saat ini adalah Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Tatelu.
Para penambang lokal resah, tanahnya diambil alih korporasi.
Pasalnya, warga mendapati ada alat berat dari perusahaan yang telah turun ke lokasi WPR Tatelu.
Aksi ini menurut Nofki Rumagit warga Tatelu, sebagai spontanitas keresahan warga yang perekonomiannya terancam, padahal nasib warga ini tergantung dari aktivitas pertambangan emas di wilayah Kecamatan Dimembe dan Talawaan.
“Warga hanya melakukan aktivitas pertambangan di wilayah yang diciutkan dari KK yang sudah bukan wilayah TTN dan ketika TTN lakukan eksplorasi di wilayah yang sudah tidak termasuk wilayah KK, jelas sangat meresahkan warga penambang yang menggantungkan hidup dengan bekerja di WPR, sehingga kami menolak kehadiran perusahaan di lokasi pekerjaan kami,” ujarnya.
Sama halnya diungkapkan Victor Kamagi tokoh masyarakat Desa Warukapas.
Disampaikan Victor, ia dan para penambang yang lain dengan tegas menolak kehadiran PT. TTN dan PT. Iyosa.
“Areal saat adalah tempat kami mencari sesuap nasi, sehingga kami menolak adanya aktivitas TTN disini,” ujar Victor.
Demo para penambang mendapat perhatian pemerintah setempat.
Pada aksi itu, tampak Camat Dimembe Ansye Dengah, Hukum Tua Desa Tatelu John Lausan, bahkan Kapolres Minut AKBP Grace Rahakbau langsung turun ke lokasi denominasi untuk menenangkan massa.
Pemerintah mengapresiasi masyarakat yang melakukan aksi tidak anarkis dan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Semua masih terkendali. Kami juga menyatakan terima kasih kepada Kapolres Minut yang sudah membantu melakukan pengamanan bahkan melakukan negosiasi pertemuan antara pemilik lahan, penambang serta pihak TTN,” kata Lausan.
Terpantau, usai melakukan aksi, para penambang diarahkan untuk kembali bekerja seperti biasa di lokasi masing-masing.
“Saya menghimbau kita semua untuk menjaga keamanan dan ketertiban dan untuk penambang dapat kembali bekerja di lokasi masing-masing. Kami beserta pemerintah terkait akan mengupayakan pertemuan antara masyarakat penambang dengan pihak perusahaan. Silakan bekerja dan jangan lupa tetap melaksanakan protokoler kesehatan pencegahan Covid19,” tegas Rahakbau.
Sementara itu, pihak PT TTN belum dapat dikonfirmasi terkait kabar akan beroperasi di wilayah WPR Tatelu.
(Finda Muhtar)