MANADO – Penahanan politisi Golkar asal Sulut, Hengky Baramuli, langsung menghebohkan daerah ini. Bahkan berita penahanan tersangka penerima cek pelawat pemilihan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia langsung menjadi pembicaraan para politisi di Sulut.
Seperti diberitakan Komisi Pemberantasan Korupsi menahan Hengky, Jumat (04/02) sekitar pukul 15.02 Wib, Hengky hanya tersenyum.
“Saya siap ditahan,” kata Henky pendek saat akan ditahan. Sayang, Hengky tak banyak memberi komentar selain itu. Hengky yang mengenakan batik cokelat bermotif gelap itu diangkut ke Rumah Tahanan Kelas I Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (04/02).
Diketahui, Hengky adalah satu-satunya tersangka kasus dugaan suap pemenangan Miranda Swaray Gultom sebagai Deputi Gubernur Senior (DGS) BI yang belum ditahan KPK. Dia menyerahkan diri pukul 08.45 Wib.
Didampingi kuasa hukumnya Andi Kurniawan, Hengky mengaku dirinya tak dapat memenuhi panggilan KPK pada Jumat pekan lalu, karena sakit jantung yang menderanya secara tiba-tiba.
“Hingga sekarang masih sakit. Karena saya hormati hukum jadi dalam keadaan kondisi belum terlalu baik, karena sudah ada kesepakatan sama dengan pengacara, yang sudah mengadakan kesepakatan dengan KPK, katanya tanggal 4 saya harus datang,” tutur Hengky.
Sementara itu, Boy Sompotan, aktifis Sulut di Jakarta, mengatakan, terkaitnya Hengky Baramuli dan Engelina Patiasina, dua politisi yang ke DPR RI melalui daerah pemilihan (dapil) Sulut, saat itu, merupakan bukti bahwa politisi asal Sulut rawan terkait korupsi.
”Ini tentu menjadi pembelajaran, bagi semua politisi Sulut, suka tidak suka ini menjadi aib bagi daerah kita,” ujar Sompotan kepada beritamanado, Sabtu (05/02). (abm)