Petugas Distanak Mitra melakukan vaksin rabies ternak anjing
MITRA, BeritaManado.com – Jemmy Poluan dan Tinus Sojawan petugas dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) mengaku menemui banyak kendala saat melakukan vaksin rabies untuk ternak anjing.
Menurut keduanya, kendala yang paling sering dialami adalah tidak pro aktifnya pemerintah desa (Pemdes) dalam mendampingi mereka saat turun melakukan vaksin.
“Disinilah kami kesulitan, sebab kami tidak mengetahui mana saja warga yang memiliki ternak anjing,” kata Tinus dan Jemmy kepada BeritaManado.com saat melakukan vaksin di Desa Silian Barat, Kecamatan Silian Raya, Rabu (11/3/2015).
Kata mereka lagi, sebelum turun lapangan, tiga hari sebelumnya surat pemberitahuan sudah disampaikan ke pemerintah desa setempat.
“Mereka (pemerintah desa) memang menerima kehadiran kami. Hanya saja untuk pendampingan, secara umum tidak dilakukan pemerintah desa di daerah yang kami kunjungi. Yang ada mereka sebatas melakukan penyampaian lewat pengeras suara,” tutur Poluan.
Lanjut dia, saat melakukan vaksin di enam kecamatan di wilayah Tombatu Raya, yang apling pro aktif adalah pemerintah desa di Kecamatan Touluaan Selatan. Dimana selain hukum tua, perangkat desa baik itu kepala jaga, meweteng dan linmas ikut mendapingi mereka saat melakukan vaksin.
“Yang kami dapati di lapangan, pemerintah desa di Kecamatan Silian Raya yang paling tidak pro aktif melakukan pendampingan,” tukasnya seraya menambahkan, untuk vaksin rabies ini secara rutin dilakukan setiap enam bulan sekali.
“Sejak Januari hingga Maret ini, di wilayah Tombatu Raya tercatat sudah ada 8-10 ribu ternak anjing yang di vaksin rabies,” tutup Poluan. (rulandsandag)
Petugas Distanak Mitra melakukan vaksin rabies ternak anjing
MITRA, BeritaManado.com – Jemmy Poluan dan Tinus Sojawan petugas dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) mengaku menemui banyak kendala saat melakukan vaksin rabies untuk ternak anjing.
Menurut keduanya, kendala yang paling sering dialami adalah tidak pro aktifnya pemerintah desa (Pemdes) dalam mendampingi mereka saat turun melakukan vaksin.
“Disinilah kami kesulitan, sebab kami tidak mengetahui mana saja warga yang memiliki ternak anjing,” kata Tinus dan Jemmy kepada BeritaManado.com saat melakukan vaksin di Desa Silian Barat, Kecamatan Silian Raya, Rabu (11/3/2015).
Kata mereka lagi, sebelum turun lapangan, tiga hari sebelumnya surat pemberitahuan sudah disampaikan ke pemerintah desa setempat.
“Mereka (pemerintah desa) memang menerima kehadiran kami. Hanya saja untuk pendampingan, secara umum tidak dilakukan pemerintah desa di daerah yang kami kunjungi. Yang ada mereka sebatas melakukan penyampaian lewat pengeras suara,” tutur Poluan.
Lanjut dia, saat melakukan vaksin di enam kecamatan di wilayah Tombatu Raya, yang apling pro aktif adalah pemerintah desa di Kecamatan Touluaan Selatan. Dimana selain hukum tua, perangkat desa baik itu kepala jaga, meweteng dan linmas ikut mendapingi mereka saat melakukan vaksin.
“Yang kami dapati di lapangan, pemerintah desa di Kecamatan Silian Raya yang paling tidak pro aktif melakukan pendampingan,” tukasnya seraya menambahkan, untuk vaksin rabies ini secara rutin dilakukan setiap enam bulan sekali.
“Sejak Januari hingga Maret ini, di wilayah Tombatu Raya tercatat sudah ada 8-10 ribu ternak anjing yang di vaksin rabies,” tutup Poluan. (rulandsandag)