
Manado, BeritaManado.com – Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) aktif mencermati dinamika politik dan sosial di tanah air.
Dalam hal pemberitaan, IJTI mengimbau agar seluruh awak redaksi selalu mengedepankan semangat kebermanfaatan informasi dan turut berperan dalam menjaga kedamaian serta stabilitas keamanan nasional.
Terkait pertikaian dua kelompok massa di Bitung, Sulawesi Utara, IJTI melihat ada unsur SARA yang berpotensi meluas dan bisa berakibat fatal bagi kehidupan berbangsa dan bernegara bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Oleh karena itu konflik yang bernuansa SARA harus segera dicegah bersama agar tidak tercipta eskalasi konflik yang besar dan tidak berkesudahan.
Bila terjadi, hal tersebut akan sangat merugikan masyarakat.
Media terutama televisi serta platform audio visual lainnya memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah dan menyelesaikan konflik beraroma SARA.
Minggu, (26/11/2023), Pengurus Pusat Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Ketua Umum Herik Kurniawan dan Sekretaris Jenderal Usmar Almarwan, menyampaikan seruan bagi seluruh anggota IJTI para jurnalis dan para pemangku redaksi/newsroom terkait pemberitaan konflik yang bernuansa SARA, sebagai berikut:
1. Dalam pemberitaan kasus kerusuhan bernuansa SARA semua jurnalis televisi/audio visual dan pemangku redaksi/newsroom untuk menggunakan pendekatan jurnalisme positif.
2. Pemberitaan dilakukan secara utuh, akurat, lengkap dengan mempertimbangkan berbagai dampak dari pemberitaan, ikut serta memberikan solusi atas persoalan yang diangkat untuk meredam konflik dan mewujudkan perdamaian.
3. Memegang teguh disiplin verifikasi sebagai panglima tertinggi serta tidak mengamplifikasi konten-konten atau informasi yang beredar di media sosial.
4. Bijak dalam memilih narsum yakni yang memahami persoalan secara utuh, bisa memberikan solusi serta mendamaikan situasi, bukan sebaliknya narsum yang provokatif atau hanya sekedar cari sensasi dan tidak solutif.
5. Tidak mengeksploitasi dan menjadikan isu konflik bernuansa SARA sebagai momen untuk meningkatkan rating, traffic dan gengsi stasiun/media.
6. Pemberitaan harus berorientasi pada keutuhan bangsa serta menjaga kebersamaan semua golongan.
Selanjutnya IJTI Pusat akan terus mengintensifkan diskusi dan monitoring dengan semua pihak terutama para jurnalis televisi dan pemangku redaksi untuk saling mengingatkan, menahan diri serta tidak terpancing menyajikan pemberitaan dan visual konflik bernuansa SARA yang didramatisir.
IJTI akan senantiasa berusaha untuk terus menumbuhkan semangat jurnalisme positif agar pemberitaan televisi bisa menjadi garda terdepan dalam memberikan solusi serta mendamaikan berbagi isu konflik bernuansa SARA maupun konflik sosial lainnya.
(***/Finda Muhtar)