Bitung—Proses pembangunan jalan di Kelurahan Walenekoko Kecamatan Lembeh Selatan terus mengundang tanya. Pasalnya, proses pembangunan jalan tersebut dianggap sarat kepentingan pribadi dan bukan bagian dari proyek pembangunan jalan lingkar Lembeh yang saat ini sementara dikerjakan.
Menurut salah satu tokoh masyarakat, Lius Makagiansar, kebijakan Pemkot membangun jalan di kelurahan Walenekoko tepatnya di salah satu tempat usaha milik salah satu pejabat Kota Bitung menyimpang. “Kenapa sampai Pemkot terkesan lebih mengutamakan pembangunan jalan menuju cottage daripada melakukan perbaikan jalan lingkar Lembeh yang sebagian sudah rusak, seperti jalan di Kelapa Dua,” kata Makagiansar.
Ia sendiri menduga, dana yang digunakan membangun jalan menuju cottage itu tidak masuk dalam dana jalan Lingkar Lembeh. Tapi seharusnya hanya jalanan utama sebagai penyambung jalan antar kelurahan.
Namun tudingan itu dibantah Kadis PU Kota Bitung, Max Tambuwun. Karena menurutnya, jalan di Walenekoko memang sudah layak diperbaiki karena jalan tersebut menuju pemukiman warganya. “Pembangunan jalan di Walenekoko memang bukan bagian dari peket pekerjaan jalan lingkar Lembeh yang dananya sebesar Rp 34 miliar. Tapi itu paket sendiri dengan panjang jalan 300 meter,” kata Tambuwun.
Sementara itu ketika ditanya soal besaran anggaran yang dialokasikan untuk membangun jalan Walenekoko, Tambuwun mengaku kurang tahu. “Saya kurang tahu persis berapa anggaran yang digunakan dan nanti saya akan cek di kantor. Saya takut salah menyebutkan angka,” katanya.(enk)
Bitung—Proses pembangunan jalan di Kelurahan Walenekoko Kecamatan Lembeh Selatan terus mengundang tanya. Pasalnya, proses pembangunan jalan tersebut dianggap sarat kepentingan pribadi dan bukan bagian dari proyek pembangunan jalan lingkar Lembeh yang saat ini sementara dikerjakan.
Menurut salah satu tokoh masyarakat, Lius Makagiansar, kebijakan Pemkot membangun jalan di kelurahan Walenekoko tepatnya di salah satu tempat usaha milik salah satu pejabat Kota Bitung menyimpang. “Kenapa sampai Pemkot terkesan lebih mengutamakan pembangunan jalan menuju cottage daripada melakukan perbaikan jalan lingkar Lembeh yang sebagian sudah rusak, seperti jalan di Kelapa Dua,” kata Makagiansar.
Ia sendiri menduga, dana yang digunakan membangun jalan menuju cottage itu tidak masuk dalam dana jalan Lingkar Lembeh. Tapi seharusnya hanya jalanan utama sebagai penyambung jalan antar kelurahan.
Namun tudingan itu dibantah Kadis PU Kota Bitung, Max Tambuwun. Karena menurutnya, jalan di Walenekoko memang sudah layak diperbaiki karena jalan tersebut menuju pemukiman warganya. “Pembangunan jalan di Walenekoko memang bukan bagian dari peket pekerjaan jalan lingkar Lembeh yang dananya sebesar Rp 34 miliar. Tapi itu paket sendiri dengan panjang jalan 300 meter,” kata Tambuwun.
Sementara itu ketika ditanya soal besaran anggaran yang dialokasikan untuk membangun jalan Walenekoko, Tambuwun mengaku kurang tahu. “Saya kurang tahu persis berapa anggaran yang digunakan dan nanti saya akan cek di kantor. Saya takut salah menyebutkan angka,” katanya.(enk)