Remboken, BeritaManado.com — Pasca dibangunnya dua gilingan padi yang terletak di Desa Timu Kecamatan Remboken berapa tahun silam, untuk digunakan menggiling hasil produksi padi petani, hingga kini bangunan tersebut dinilai mubasir.
Bagaimana tidak, sebabnya sejak dibangun manfaatnya belum pernah dirasakan petani, padahal anggaran pembangunan besarnya mencapai ratusan juta rupiah.
Demikian pernyataan dilontarkan petani ketika dikonfirmasi media ini, Rabu (28/3/2018) kemarin, di Remboken.
“Dua gilingan padi tidak ada nilai manfaat, masakan gilingan padi tidak memiliki lahan untuk menjemur padi” ungkap seorang petani yang enggan namanya dipublish.
Belum lagi tambahnya, lokasi gilingan jaraknya jauh dari pemukiman, makanya petani enggan menuju lokasi untuk menggiling padi. Sepengetahuannya, anggaran pembangunan gilingan padi menggunakan bantuan dari pemerintah, itu pun besarnya anggaran tidak diketahui berapa jumlahnya.
“Sedang papan proyek tidak terpasang dilokasi, bagaimana petani bisa mengetahui besarnya anggaran pembangunan gilingan” sambunganya.
Dengan begitu katanya, sangat disesalkan lantaran diperkirakan anggaran pembangunan cukup lumayan besar, namun hasilnya mubasir karena tidak pernah dimanfaatkan petani.
Sekedar informasi, pembangunan gilingan padi berada di dua lokasi persawahan Nehengan Desa Timu kecamatan Remboken, imbasnya dua mesin gilingan padi terancam menjadi besi tua.
(Ferry Lesar)
Remboken, BeritaManado.com — Pasca dibangunnya dua gilingan padi yang terletak di Desa Timu Kecamatan Remboken berapa tahun silam, untuk digunakan menggiling hasil produksi padi petani, hingga kini bangunan tersebut dinilai mubasir.
Bagaimana tidak, sebabnya sejak dibangun manfaatnya belum pernah dirasakan petani, padahal anggaran pembangunan besarnya mencapai ratusan juta rupiah.
Demikian pernyataan dilontarkan petani ketika dikonfirmasi media ini, Rabu (28/3/2018) kemarin, di Remboken.
“Dua gilingan padi tidak ada nilai manfaat, masakan gilingan padi tidak memiliki lahan untuk menjemur padi” ungkap seorang petani yang enggan namanya dipublish.
Belum lagi tambahnya, lokasi gilingan jaraknya jauh dari pemukiman, makanya petani enggan menuju lokasi untuk menggiling padi. Sepengetahuannya, anggaran pembangunan gilingan padi menggunakan bantuan dari pemerintah, itu pun besarnya anggaran tidak diketahui berapa jumlahnya.
“Sedang papan proyek tidak terpasang dilokasi, bagaimana petani bisa mengetahui besarnya anggaran pembangunan gilingan” sambunganya.
Dengan begitu katanya, sangat disesalkan lantaran diperkirakan anggaran pembangunan cukup lumayan besar, namun hasilnya mubasir karena tidak pernah dimanfaatkan petani.
Sekedar informasi, pembangunan gilingan padi berada di dua lokasi persawahan Nehengan Desa Timu kecamatan Remboken, imbasnya dua mesin gilingan padi terancam menjadi besi tua.
(Ferry Lesar)