Kawangkoan, BeritaManado.com — Mengabaikan sejarah masa lampau sama saja dengan suatu tindakan yang disengaja dan bakal berdampak pada tergerusnya jati diri sebuah institusi gereja masa kini.
Demikian petikan pernyataan Ketua BPMJ GMIM Sion Sentrum Kawangkoan Pdt Christian Luwuk MTh kepada BeritaManado.com, Selasa (11/1/2022).
Menurutnya, adalah suatu hal yang harus diakui memang sepertinya mustahil melihat kembali peristiwa masa lalu, apalagi pada zaman empat atau lima generasi sebelum saat ini.
“Khusus bagi lingkup Jemaat GMIM Sion Sentrum Kawangkoan, kita patut bersyukur karena masih diperkenankan Tuhan untuk mendapatkan bukti-bukti sejarah dari misionaris pendahulu yaitu Pdt Johann Gottlieb Schwarz, Pdt Abraham Obez Schaafsma, Pdt M Brouwer serta Pdt JAT Schwarz. Mereka adalah empat perintis mula-mula perkembangan jemaat mula-mula,” kata Pdt Christian Luwuk.
Ditbahkannya, jika sejarah dijaga dengan baik, maka itu akan menjadi sarana edukasi yang dapat membawa jemaat pada masa dimana para misionaris jaman dahulu hidup dan berkarya.
Selain itu, dengan mengetahui sejarah, maka sudah pasti hal itu akan menjadi suatu kebanggaan warga GMIM dimana saja berada dan melayani.
“Untuk menambah mata rantai sejarah perkembangan GMIM di masa kini dan yang akan datang, saya berharap seluruh komponen jemaat untuk dapat mendokumentasikan semua dinamika kehidupan dan pelayanan jemaat dalam bentuk gambar atau foto, tulisan bahkan benda-benda. Suatu saat hal-hal tersebut pasti akan dibutuhkan,” harap Pdt Christian yang disebut-sebut berpeluang menjadi salah satu Wakil Sekretaris Sinode GMIM ini.
(Frangki Wullur)