Manado – Hasil konfirmasi terkait sorotan masyarakat terhadap pelayanan penyediaan darah di RS Prof Kandouw, menimbulkan pertanyaan besar terhadap Palang Merah Indonesia (PMI). Pasalnya, PMI yang merupakan pengelola Unit Transfusi Darah (UTD) di Sulut, ternyata hanya memasok 4 kantong darah perhari di RS Prof Kandouw.
“Untuk kebutuhan darah, RS Prof Kandouw bergantung pada PMI. Karena setiap harinya, pihak RS membutuhkan 40 kantong darah. Tapi, pasokan darah dari PMI hanya 10 persen dari kebutuhan yakni 4 kantong perharinya,” terang Jimmy Panelewen, Direktur Medik, Keperawatan dan Penunjang RS Prof Kandouw.
Lanjutnya, pada pertengahan 2013 lalu RS Prof Kandouw sudah berstatus UTD. Namun, megalami kesulitan memperoleh pendonor darah. Sehingga pihaknya telah melayangkan surat ke sejumlah instansi dan universitas untuk meminta partisipasi dalam ketersediaan darah.
“Kami benar-benar mengalami kesulitan untuk penyediaan darah bagi pasien. Meskipun status RS Prof Kandouw sudah UTD. Kami berharap keluarga pasien memahami akan hal ini. Juga diharapkan keluarga pasien turut membantu menyiapkan pendonor darah dan pelayanan transfusinya gratis,” pungkas Panelewen.
Menyangkut hal ini, sekretaris Komisi D DPRD Manado, Jhon Iroth mempertanyakan darah yang selama ini diperoleh PMI dari berbagai kegiatan donor darah.
“Dikemanakan darah-darah yang diberikan pendonor ke PMI. Dilihat dari jumlah kegiatan yang dilakukan PMI, banyak darah yang diperoleh. Kalau hanya 4 kantong yang dipasok ke RS Prof Kandou, lantas yang lainnya diserahkan ke siapa?. Kami akan mendalami persoalan ini agar mendapatkan kejelasan secara langsung dari pihak PMI untuk menghindari dugaan dan penilaian buruk,” tegas Iroth. (Leriando Kambey)
Manado – Hasil konfirmasi terkait sorotan masyarakat terhadap pelayanan penyediaan darah di RS Prof Kandouw, menimbulkan pertanyaan besar terhadap Palang Merah Indonesia (PMI). Pasalnya, PMI yang merupakan pengelola Unit Transfusi Darah (UTD) di Sulut, ternyata hanya memasok 4 kantong darah perhari di RS Prof Kandouw.
“Untuk kebutuhan darah, RS Prof Kandouw bergantung pada PMI. Karena setiap harinya, pihak RS membutuhkan 40 kantong darah. Tapi, pasokan darah dari PMI hanya 10 persen dari kebutuhan yakni 4 kantong perharinya,” terang Jimmy Panelewen, Direktur Medik, Keperawatan dan Penunjang RS Prof Kandouw.
Lanjutnya, pada pertengahan 2013 lalu RS Prof Kandouw sudah berstatus UTD. Namun, megalami kesulitan memperoleh pendonor darah. Sehingga pihaknya telah melayangkan surat ke sejumlah instansi dan universitas untuk meminta partisipasi dalam ketersediaan darah.
“Kami benar-benar mengalami kesulitan untuk penyediaan darah bagi pasien. Meskipun status RS Prof Kandouw sudah UTD. Kami berharap keluarga pasien memahami akan hal ini. Juga diharapkan keluarga pasien turut membantu menyiapkan pendonor darah dan pelayanan transfusinya gratis,” pungkas Panelewen.
Menyangkut hal ini, sekretaris Komisi D DPRD Manado, Jhon Iroth mempertanyakan darah yang selama ini diperoleh PMI dari berbagai kegiatan donor darah.
“Dikemanakan darah-darah yang diberikan pendonor ke PMI. Dilihat dari jumlah kegiatan yang dilakukan PMI, banyak darah yang diperoleh. Kalau hanya 4 kantong yang dipasok ke RS Prof Kandou, lantas yang lainnya diserahkan ke siapa?. Kami akan mendalami persoalan ini agar mendapatkan kejelasan secara langsung dari pihak PMI untuk menghindari dugaan dan penilaian buruk,” tegas Iroth. (Leriando Kambey)