
Tomohon, BeritaManado.com – Paroki Hati Kudus Yesus (HKY) Tomohon, Kamis (27/3/2025) melakukan sebuah terobosan dalam melakukan penelusuran sejarah perkembangan umat Katolik dalam kurun waktu 150 tahun.
Hal ini dilakukan dalam rangkaian kegiatan menyambut Yubileum 150 Pembaptisan Pertama yang akan dirayakan puncaknya pada 27 Desember 2025 (waktu pembaptisan 25 Desember 1875).
Pastor Paroki Hati Kudus Yesus Tomohon Rafael Tanod Pr dalam pengatarnya menyebutkan bahwa sejarah yang terbentang panjang dalam kurun waktu 150 tersebut harus diupayakan untuk disambung agar menjadi satu rangkaian kisah sejarah.
“Hal ini dimaksud agar dari sejarah yang tersusun secara sistematis dapat memberikan pemahaman yang benar bagi umat Katolik khususnya yang ada di wilayah pelayanan Paroki Hati Kudus Yesus Tomohon,” ungkap Pastor Rafael Tanod.
Ditambahkannya, bahwa dari hasil diskusi, selanjutnya akan dikembangkan lagi agar mendapatkan data-data yang lebih akurat untuk dirangkum dalam satu buku sejarah yang dapat dibaca dan dipelajari banyak orang.
Dalam seminar dan diskusi yang digelar Panitia Perayaan Yubileum 150 Tahun Pembaptisan Pertama Paroki Hati Kudus Yesus Tomohon, yang menjadi ruang lingkup pembahasan yaitu bidang pendidikan, organisasi, kesehatan serta sejarah gereja dalam konteks Paroki Hati Kudus Yesus sebagai sentral misi Katolik di Keuskupan Manado.
Materi menyangkut ruang lingkup pendidikan dan organisasi gerejani disampaikan salah satu tokoh umat Katolik Tomohon Eldad Tambun, dimana hal-hal yang disampaikan yaitu pengalaman saat berkecimpung di dalam dunia pendidikan sejak akhir tahun 1950-an hingga awal 2000-an.
“Di sela-sela menjalani profesi sebagai guru, saya juga terlibat langsung dalam kehidupan umat dengan aktif dalam sejumlah organisasi gerejani dalam ruang lingkup kategorial seperti kaum bapak dan juga masuk dalam jajaran Dewan Pastoral Paroki (DPP) Hati Kudus Yesus Tomohon. Dalam konteks organisasi masyarakat (ormas) saya juga terlibat dalam Pemuda Katolik dan PKRI,” ungkap Eldad Tambun.
Ditambahkannya, bahwa semua pengalaman yang ada ada begitu banyak celah yang bisa digali lebih dalam untuk mempekaya kisah-kisah sejarah untuk dirangkum dalam satu buku, bukan saja untuk sekedar dibaca namun juga dapat menjadi referensi sejarah di masa yang akan datang.
Selanjutnya pada bidang kesehatan, Sr. Yustin Tiwow SJMJ menyampaikan kilas sejarah masuknya Kongregasi SJMJ di Tomohon dengan mengutus 6 suster yang berkarya dengan membangun fasilitas kesehatan yang dikenal saat ini sebagai Rumah Sakit Gunung Maria Tomohon yang pada akhirnya melahirkan rumah sakit di Langowan, Tompaso Baru, Lembean dan Bitung.
“Semua rumah sakit ini dukunya belum sebesar saat ini. Diawali dengan sebuah klinik, seiring tahun-tahun berjalan, maka itu semua dapat berkembang dan akhirnya menjadi rumah sakit yang ditandai dengan peningkatan fasilitas-fasilitas medis, sudah termasuk tenaga dokter dan perawat,” ujarnya.
Dalam konteks sejarah Minahasa, panitia mengundang seorang sejarahwan Tomohon Judie Turambi yang begitu bersemangat membagikan pengetahuan sejarah yang dimilikinya, bahkan terbyata rumah yang ditinggali saat ini diyakini merpakan tempat dilakukannya pembaptisan pertama pada 25 Desember 1875.
“Secara pribadi saya sangat kagum dengan Paroki Hati Kudus Yesus Tomohon, dimana perkembangannya diawali dengan pembaptisan dan diikuti dengan misi di bidang pendidikan dan kesehatan. Semuanya berproses dengan waktu sehingga menjadi seperti saat ini,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa saat masih bersekolah dulu dari SD hingga SMP, dirinya dan teman-teman sering menjadikan kompleks pastoran saat ini sebagai tempat untuk bermain dan tak jarang berinteraksi dengan pastor waktu itu.
Kemudian materi terakhir dari Pastor Robert Mawuntu Pr menyinggung eksistensi wilayah Paroki Hati Kudus Yesus Tomohon sebagai pusat misi Katolik di tanah Minahasa.
“Dahulunya paroki ini menjalankan fungsi sebagai Katedral pertama dan belum yang di Manado saat ini. Namun seiring berjalannya waktu kini berada di Manado. Jadi waktu itu semua misionaris Jesuit tinggal di Tomohon dan mencover pelayanan pastoral di sejumlah wilayah seperti Tataaran, Tanawangko, Langowan, Manado dan sekitarnya,” jelas Pastor Robert Mawuntu.
Tak ketinggalan juga dari perwakilan keluarga Langitan menyampaikan sejumlah hal penting terkait dengan salah satu tokoh yang dibaptis pertama, dimana intinya bahwa perlu ada sebuah penelitian lebih mendalam tentang keberadaan makam yang saat ini diyakini sebagai milik dari Darius Langitan.
Di akhir kegiatan, kembali Pastor Rafael Tanod Pr mengatakan bahwa rencana pembuatan buku sejarah perkembangan umat Paroki Hati Kudus Yesus Tomohon nantinya akan diupayakan panitia menjadi sebuah karya sebagai hasil pengembangan dari kegiatan seminar dan diskusi.
“Saya harap tim yang akan menyusun buku tersebut dapat memperluas jangkauan penelusuran kepada tokoh-tokoh umat yang ada agar isinya dapat memiliki lebih banyak informasi. Karya ini juga akan menjadi sebuah langkah untuk mengapresiasi jasa-jasa para pendahulu umat yang sudah berkontribusi dalam perkembangan umat,” tuturnya.
(Frangki Wullur)