Manado – Berawal dari para pekerja-pekerja (buruh) di industri-industri yang diberikan gaji (upah) yang tidak sesuai dengan pekerjaan mereka, akhirnya komunitas perempuan berjuang memperjuangkan akan hak dan keadilan itu.
Ide untuk memperingati hari Perempuan Sedunia sebetulnya telah berkembang sejak seabad yang lalu ketika dunia industri ini sedang dalam masa pengembangan dan pergolakan, peningkatan laju pertumbuhan penduduk dan pemunculan paham-paham radikal, sehinggah lahirlah dengan apa yang dinamakan serikat buruh, sehinggah tercetuslah hari perempuan internasional.
ini mengingatkan kepada kita perempuan-perempuan dimasa kini akan perjuangan-perjuangan perempuan-perempuan dimasa yang lalu, hal tersebut disampaikan Kepala Badan (Kaban) Pemberdayaan Perempuan Provinsi Sulut Mintje Palapa diruang kerjanya saat memperingati hari Perempuan Sedunia.
Palapa mengatakan “Sudah barang tentu bagi perempuan dimasa kini dengan adanya upaya-upaya dari Pemerintah dalam rangka kesetaraan dan keadilan gender dapat dirasakan. Dalam konteks aksi daerah dalam rangka hari perempuan sedunia ini diharapkan kaum perempuan di Sulawesi Utara terus meningkatkan potensi diri agar supaya kedepan perempuan dapat diberdayakan diberbagai sektor sama halnya dengan laki-laki.”
Badan Pemberdayaan Perempuan Provinsi Sulut sebelumnya juga melakukan aksi solidaritas bagi-bagi bunga dipusat Kota sebagai aksi merayakan hari Perempuan Sedunia. Palapa juga menjelaskan bahwa pemerintah Provinsi juga telah merealisasikan kuota pejabat perempuan dipemerintahan Provinsi sekitar tiga puluh enam sekian persen.
“Jadi hal ini sudah mengarah kesana sebagai perjuangan perempuan Sulawesi Utara. Tapi tidak berhenti disitu saja, jadi dihimbau kepada kaum perempuan untuk terus memacu diri diberbagai bidang dan berbagai sektor.” Ujar Palapa.
Ia juga menambahkan “dengan diadakannya aksi ini stop kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kita memang beda secara koadrat tetapi bukan untuk dibeda-bedakan.” Tegas Palapa. (jrp)
Manado – Berawal dari para pekerja-pekerja (buruh) di industri-industri yang diberikan gaji (upah) yang tidak sesuai dengan pekerjaan mereka, akhirnya komunitas perempuan berjuang memperjuangkan akan hak dan keadilan itu.
Ide untuk memperingati hari Perempuan Sedunia sebetulnya telah berkembang sejak seabad yang lalu ketika dunia industri ini sedang dalam masa pengembangan dan pergolakan, peningkatan laju pertumbuhan penduduk dan pemunculan paham-paham radikal, sehinggah lahirlah dengan apa yang dinamakan serikat buruh, sehinggah tercetuslah hari perempuan internasional.
ini mengingatkan kepada kita perempuan-perempuan dimasa kini akan perjuangan-perjuangan perempuan-perempuan dimasa yang lalu, hal tersebut disampaikan Kepala Badan (Kaban) Pemberdayaan Perempuan Provinsi Sulut Mintje Palapa diruang kerjanya saat memperingati hari Perempuan Sedunia.
Palapa mengatakan “Sudah barang tentu bagi perempuan dimasa kini dengan adanya upaya-upaya dari Pemerintah dalam rangka kesetaraan dan keadilan gender dapat dirasakan. Dalam konteks aksi daerah dalam rangka hari perempuan sedunia ini diharapkan kaum perempuan di Sulawesi Utara terus meningkatkan potensi diri agar supaya kedepan perempuan dapat diberdayakan diberbagai sektor sama halnya dengan laki-laki.”
Badan Pemberdayaan Perempuan Provinsi Sulut sebelumnya juga melakukan aksi solidaritas bagi-bagi bunga dipusat Kota sebagai aksi merayakan hari Perempuan Sedunia. Palapa juga menjelaskan bahwa pemerintah Provinsi juga telah merealisasikan kuota pejabat perempuan dipemerintahan Provinsi sekitar tiga puluh enam sekian persen.
“Jadi hal ini sudah mengarah kesana sebagai perjuangan perempuan Sulawesi Utara. Tapi tidak berhenti disitu saja, jadi dihimbau kepada kaum perempuan untuk terus memacu diri diberbagai bidang dan berbagai sektor.” Ujar Palapa.
Ia juga menambahkan “dengan diadakannya aksi ini stop kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kita memang beda secara koadrat tetapi bukan untuk dibeda-bedakan.” Tegas Palapa. (jrp)