Manado, BeritaManado.com – Persoalan tambang emas rakyat di Indonesia kerap ditemui adanya penggunaan cara tradisional dengan merkuri sebagai bahan kimia utama.
Tahun 2017, Kementerian Lingkungan Hidup mencatat ada 850 titik penambangan emas skala kecil (PESK) yang tersebar di 197 kabupaten/kota di Indonesia yang menggunakan merkuri untuk menambang emas.
Dampak pengolahan emas menggunakan merkuri merugikan baik dari segi lingkungan, kesehatan, ekonomi dan sosial.
Olehnya dalam rangka penghapusan merkuri itu, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai kegiatan, meliputi penguatan peraturan, kebijakan dan kelembagaan nasional, pembangunan fasilitas pengolahan emas nonmerkuri.
Kabupaten Minahasa Utara (Minut) pun beruntung karena terpilih sebagai satu dari enam daerah di Indonesia sebagai pilot project proyek GOLD-ISMIA atau Global Opportunities for Long-term Development of Artisanal Small-scale Gold Mining (ASGM) Sector, Integrated Sound Management of Mercury in Indonesia’s ASGM.
Pembahasan terkait proyek ini dilakukan Bupati Minut Joune Ganda, bersama tim pusat, Selasa (25/1/2022) di Grand Kawanua Convention Center (GKCC) Manado.
Turut hadir dlam pembahasan, Tenaga Ahli Utama Organisasi Riset Pengkajian dan Penerapan Teknologi BRIN Yudi Antasena, Kepala Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral BRIN Rudi Nugroho, Tenaga Ahli Mentri Bidang Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGS) dan Riset Lingkungan pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Henri Bastaman, Senior Program Manager UNDP Anton Sri Probianto, Ahli Utama Pengendali Dampak Lingkungan KLHK Muhammat Yunus, Kepala Subdit Penghapusan B3 Direktorat PB3 KLHK Upik Siti Aslia, National Projek Manager GOLD-ISMIA Baiq Dewi Krisnayanti, Ahli Media Dampak Lingkungan KLHK Grace Juanita Romauli Siregar, dan Penyuluh Lingkungan Hidup Ahli Media Aisya Safey.
Hadir pula Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Utara, Kepala Bapeda Provinsi Sulut, GOLD-ISMIA Focal Point Dinas Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulut dan Tim PMU Proyek GOLD-ISMIA.
“Wilayah kabupaten Minahasa Utara memiliki banyak potensi yang mendukung perekonomian, salah satunya berasal dari aspek pertambangan. Mewakili masyarakat Minahasa Utara, saya bersyukur dan mengucapkan terima kasih karena Kabupaten kami boleh menjadi pilot project GOLD-ISMIA,” ujar Bupati Joune Ganda.
Selanjutnya dikatakan Joune, Pemkab Minut akan terus mendukung kegiatan dari proyek ini, termasuk rencana 1 pembangunan alat pengolahan emas (fix plan) yang bebas merkuri, dan ramah lingkungan.
“Semoga menghasilkan sesuatu yang dapat membantu kita, mencapai tujuan dan kepentingan bersama demi mewujudkan Indonesia bebas merkuri 2025,” pungkasnya.
Proyek GOLD-ISMIA diprakarsai oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan didukung United Nations Development Programme (UNDP), yang didanai oleh Global Environment Facility (GEF) bertujuan untuk mengurangi atau menghapuskan penggunaan merkuri di sektor penambangan emas skala kecil (PESK).
Salah satu solusi yang ditawarkan adalah peralatan pengolahan emas bebas merkuri yang berskala perorangan bernama micro leaching tank (tangki perendaman mikro).
Tangki perendaman mikro menggunakan sianida sebagai pengganti merkuri.
Menurut hasil penelitian, Sianida juga merupakan senyawa berbahaya, namun tingkat keracunan sianida bisa dikurangi dengan melakukan pengolahan limbah yang baik dan benar dimana unsur senyawa C yaitu Carbon yang dapat terdegradasi dan menguap secara alami, dan senyawa N yaitu Nitrogen berguna bagi tumbuhan nantinya.
(Finda Muhtar)