Langowan, BeritaManado.com — Uskup Manado Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC meminta seluruh umat Katolik di Keuskupan Manado untuk dapat menggunakan hak pilih pada pesta demokrasi Pemilihan Umum 2019.
Hal itu tertuang dalam Surat Puasa Uskup Manado yang dibacakan pada Misa Rabu Abu pada seluruh gereja, salah satunya di Gereja Katolik Paroki St. Petrus Langowan yang dipimpin Pastor Noldy Karamoy Pr, Rabu (6/3/2019)
“Marilah kita saling mengajak sesama umat untuk datang ke TPS padq 17 April 2019 mendatang. Dengan cara itu, kita sudah menjadi partisipan dan kontributor dalam membangun lndonesia yang kita cintai dan banggakan ini,” kata Karamoy mengutip Surat Puasa Uskup Manado.
Berikut ini isi lengkap Surat Puasa Uskup Manado:
Yth. Para Pastor, Biarawan-Biarawati,
Umat Keuskupan Manado
di tempat.
ln Lumine Tuo, Videmus Lumen!
Sesuai dengan kalender liturgi, kita tahu bahwa Hari Rabu, tgl. 6 Maret 2019, Masa Prapaskah mulai. Kita memasuki masa Prapaskah ini tentu saja dengan sukacita iman.
Dasarnya adalah iman kita akan kebangkitan. Kita membangun sukacita iman bahwa ada keselamatan untuk siapapun juga yang berkehendak baik dan karenanya berkenan kepadaNya.
Bangunan sukacita iman disertai dengan literasi iman, yaitu membaca peristiwa-peristiwa hidup dalam cahaya iman, membaca peristiwa sengsara dan wafat Yesus dalam cahaya kebangkitan Kristus.
Sukacita iman kita rayakan sebagai satu keluarga. Keluarga adalah persekutuan iman yang menjalani suka-duka hidup dalam kebersamaan.
Kebersamaan di dalam keluarga ini terus menerus meluas menjadi keluarga besar Gereja Katolik Keuskupan Manado dan keluarga besar Bangsa lndonesia.
Perluasan ini terjadi berdasarkan literasi nilai kemanusiaan universal, yang dengan bangga diperdengarkan dan diperjuangkan lewat slogan ini: torang somua basudara.
Bangunan keluarga ini dimungkinkan oleh literasi cinta kasih yang tulus kepada sesama saudara yang saling menuntun, saling menghormati menuju kebaikan bersama dan keselamatan.
Memasuki masa Prapaskah ini, kita diajak untuk merenungkan tema: “Literasi Kerasulan Sosial Ekonomi dalam menata persekutuan yang menghidupkan dan yang saling membantu sebagai saudara”. Kesejahteraan ekonomi adalah kerinduan setiap anggota keluarga.
Kesejahteraan ekonomi memungkinkan terlaksananya program-program keluarga, yang pada hakekatnya berarti memungkinkan masa depan yang menjanjikan untuk setiap anggota keluarga.
Ekonomi rumah tangga masing-masing keluarga perlu ditata dengan bijak sehingga terbangunlah keluarga yang sejahtera; itulah persekutuan yang beranggotakan saudara-saudari yang saling membantu.
Begitulah juga ekonomi rumah tangga paroki perlu ditata dengan bijak sehingga warga paroki menjadi sejahtera lahir dan batin; itulah persekutuan yang beranggotakan orang beriman yang saling peduli.
Untuk itu, kebutuhan ekonomi perlu dibaca dengan kecerdasan ekonomi, sehingga tidak jatuh ke dalam pemborosan ekonomi, yang hanya akan menyebabkan kemiskinan ekonomi.
Kita perlu membaca tanda-tanda maju mundurnya kondisi ekonomi bersama dengan faktor penyebabnya, dan juga membaca peluang-peluang pengembangan kehidupan ekonomi warga gereja.
Masing-masing anggota keluarga memiliki panggilan untuk mengusahakan kesejahteraan ekonomi yang didasarkan pada spiritualitas altruistis, dan bukan egoistis.
Salah satu wadah yang sudah disiapkan oleh Keuskupan Manado adalah Credit lJnion (CU).
Wujud konkrit dari literasi Kerasulan Sosial Ekonomi di tahun ini adalah meningkatnya jumlah anggota CU, artinya semakin banyak umat menjadi anggota CU.
Memasuki tahun pertama dalam implementasi hasil Sinode Keuskupan Manado, mulai akhir tahun lalu sampai awal tahun ini, kita memusatkan upaya bersama kita di bidang sosialisasi dan internalisasi Statuta, Arah Dasar, Rencana Strategis, dan Pedoman-Pedoman turunannya.
Sosialisasi dan internalisasi dimakudkan sebagai bagian dari upaya bersama dalam rangka pencerdasan semua warga gereja Keuskupan Manado.
Dokumen dokumen itu dibaca, direnungkan, dipahami, dihayati dan dilakanakan dengan semangat yang tepat.
Literasi Statuta, Arah Dasar, dan Rencana Strategis serta Pedoman-Pedoman turunannya menggerakkan semua warga gereja untuk menjadi kontributor yang berdaya-guna dalam mewujudkan masa depan Keuskupan Manado yang kita cintai dan banggakan ini.
Memasuki tahun politik yang memuncak pada tgl. 17 April 2019, yaitu pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dan anggota DPD, DPR Rl, DPRD, berulang-ulang kali kita diingat-ingatkan tentang pentingnya nilai kebangsaan dan kemendekaan dalam menjaga nilai itu.
Pemilihan Presiden/Wakil Presiden, dan Pemilihan Anggota Legislatif adalah Pesta Demokrasi. Tanggal 17 April 2019 adalah pesta seluruh rakyat lndonesia.
Menjelang pelaksanaan Pesta Demokrasi itu, dibutuhkan pembelajaran terus menerus, untuk tidak jatuh ke dalam pembelokan arah sejarah kebangsaan.
Pembelokan arah sejarah adalah bagian dari upaya pembodohan yang disertai dengan sikap dan tindakan bodoh yang mengancam komitmen kebangsaan.
Kita perlu membaca dengan teliti peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi di segenap wilayah Nusantara ini, dan bersikap cerdas waktu mengolah dan menanggapi argumentasi dan janji politik para calon pemimpin bangsa kita ini.
Pemimpin yang sungguh kita harapkan adalah mereka yang memiliki integritas kebangsaan, dan yang mampu dan mau memerjuangkan kepentingan rakyat.
Literasi nilai kebangsaan terasa semakin mendesak dan menjadi prioritas dalam setiap kampanye politik.
Salah satu prioritas kita sebagai warga negara dalam rangka menyukseskan Pesta Demokrasi itu adalah memergunakan hak pilih kita. Maka dari itu, saling mengajaklah untuk datang ke TPS pada tanggal 17 April 2019. Dengan cara itu, kita sudah menjadi partisipan dan kontributor dalam membangun lndonesia yang kita cintai dan banggakan ini.
Selamat memasuki masa Prapaskah 2019
Manado, 4 Maret 2019
Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu
Uskup Keuskupan Manado