Manado, BeritaManado.com — Ada cerita menarik dibalik pengalaman pasien terkonfirmasi COVID-19.
Pahit manis campur aduk menjadi pengalaman baru sebagai orang yang harus dikarantina.
Sebagaimana dibeberkan Selvia Kanakan, pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Sulut, nomor 718 perempuan, umur 45 tahun, asal Minahasa.
Selvia Kanakan, merupakan bagian klaster Pasar Pinasungkulan mengatakan banyak suka duka dialaminya
Namun ada satu hal yang disayangkan diungkapkannya, yaitu stigma buruk.
“Bayangkan saat akan dijemput oleh tim medis, saya sendiri belum tahu tapi ternyata di desa sudah viral,” kata Selvia Kanaka kepada BeritaManado.com, Senin (20/7/2020).
Menurutnya, kehebohan itu miris karena telah diumumkan oleh salah satu oknum aparat desa.
Info kehebohan itu didapat dari saudaranya yang telah menerima pengumuman perihal dirinya positif COVID-19 lewat grup WKI.
“Saudara saya kaget membaca pemberitahuan yang disampaikan oleh aparat desa di grup WKI,” ujarnya.
Stigma ini dijelaskannya telah mempengaruhi kehidupan keluarganya yang saat itu tinggal di kebun, Desa Kalasey II.
“Keluarga saya dijauhi oleh masyarakat, bahkan sampai ada yang diberhentikan dari pekerjaannya,” bebernya.
Selain itu, perempuan 3 anak ini mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan bantuan terdampak COVID-19.
Disebutkannya, ada bantuan sedikit yang diterima keluarganya dari pemerintah desa mendekati hari kepulangan dia dari rumah sakit.
“Terima kasih atas bantuannya,” ucapnya.
Selanjutnya, Selvia menyampaikan rasa syukur bisa pulang setelah dinyatakan sehat oleh pihak RS Dr. J.H Awaloei tempatnya dirawat.
“Puji syukur kepada Tuhan, setelah 1 bulan dirawat, tanggal 18 Juli saya keluar rumah sakit,” tuturnya sembari menunjukkan surat keterangan selesai pemantauan dari RS Dr. J.H Awaloei tertanggal 16 Juli 2020.
Ditambahkannya, dia begitu bahagia bisa kumpul kembali bersama keluarga.
“Saat ini saya dan keluarga semuanya dalam keadaan sehat,” imbuhnya
(BennyManoppo)