Manado, BeritaManado.com — Debat Kandidat Pemilihan Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) baru saja usai.
Tiga kali dipertemukan dalam debat publik, tiga pasangan calon (paslon) banyak memaparkan kebijakan jika kelak mendapat amanah memimpin Sulut.
Menakar dari debat paslon tersebut, CEO dan Founder Sekolah Otak Indonesia, Dr. dr. Taufiq Pasiak, M.Kes melihat belum ada program visioner dari semua kandidat.
“Visioner dimaksud adalah melakukan sesuatu yang jauh di masa depan. Hal-hal penting apa yang bisa diciptakan, meski tidak menjabat lagi,” kata Taufiq Pasiak pada webinar Justitia Societas Whatsapp Group (JSWAGs) bekerja sama dengan Mappilu PWI Kota Manado, Rabu (18/11/2020).
Menurut Pasiak, jika hanya memaparkan visi-misi itu bisa dilakukan siapa saja.
Apalagi ujar dia, ide-ide bisa disusun tim sukses, staf ahli atau pendamping.
Dikatakan, selama ini debat masih fokus pada masalah hari ini, situasional dan cenderung reaktif.
“Padahal yang terpenting dalam debat adalah mengukur kemampuan calon pemimpin,” kata Taufiq.
Taufiq menerangkan, kompetennya seseorang menjadi kepala daerah sebenarnya bisa dilihat dari kecepatan menjawab.
“Dari sini kita bisa tahu kapasitas mereka. Terlebih dengan pertanyaan spontan, kandidat dapat memberikan jawaban terukur dan memuaskan,” bebernya.
Ia menambahkan, kemampuan menjawab spontan dapat menunjukan dua hal yakni kebiasaan dan wawasan.
“Ini juga terkait dengan otentisitas (keaslian) figur tersebut,” tandasnya.
Webinar JSWAGs ini turut menghadirkan beberapa pembicara diantara Ferry Liando dan Anton Miharjo.
Sementara pengantar diskusi dibuka oleh Ketua Mappilu Sulut, Jimmy Senduk dan JS WAGs, Stefan Obaja Voges.
(Alfrits Semen)
.