Meifa Ervina Warokka
Tondano, BeritaManado.com — Kasus kekerasan seksual terhadap anak kembali menjadi perhatian publik.
Hal ini menegaskan bahwa ancaman tersebut nyata dan terus menghantui generasi muda.
Upaya perlindungan terhadap anak dari ancaman ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab keluarga dan masyarakat secara luas.
Peristiwa pemerkosaan yang terjadi dan dilakukan oleh ayah sambung terhadap putri sambungnya dan berlangsung selama kurang lebih 7 Tahun adalah salah satu contoh.
Kasus ini menjadi alarm bagi semua pihak untuk lebih serius dalam mencegah terjadinya kekerasan seksual terhadap anak-anak.
Meifa Ervina Warokka selaku Ketua Yayasan Meifa Ervina Warokka mengatakan bahwa peran keluarga sebagai garda terdepan harus diwujudnyatakan dalam tindakan.
“Keluarga memiliki peran utama dalam menjaga anak dari kekerasan seksual. Orangtua harus lebih waspada terhadap lingkungan pergaulan anak serta memberikan pemahaman yang cukup tentang batasan tubuh dan hak mereka atas keselamatan diri,” jelasnya.
Meifa Warokka menambahkan, bahwa keluarga harus menjadi tempat ternyaman bagi anak untuk bercerita, berlindung dan mendapatkan kasih sayang.
Penting juga bagi orangtua untuk menjadikan komunikasi dengan anak sebagai rutinitas, bukan hanya sekadar menasihati atau memberi ceramah.
Hal lain yang dapat dilakukan yaitu mengajak anak berbicara dan mendengarkan mereka dengan penuh perhatian akan membantu membangun kepercayaan diri dan keterbukaan dalam keluarga.
Sebagai contoh, anak-anak yang mengikuti berbagai kegiatan seperti olahraga atau kursus harus mendapatkan pendampingan yang cukup.
Orangtua sebaiknya mengenal lingkungan dan orang-orang yang berinteraksi dengan anak mereka secara lebih dekat.
Di sisi lain, masyarakat dan institusi pendidikan harus proaktif lakukan pencegahan dan tidak hanya berhenti di keluarga saja.
Sekolah dan institusi pendidikan lainnya juga harus aktif dalam memberikan edukasi mengenai kekerasan seksual serta membentuk lingkungan yang aman bagi anak-anak.
Selain itu, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) juga memiliki peran penting dalam mengawasi serta membatasi akses anak-anak terhadap konten digital yang berpotensi berbahaya.
Pelaku kekerasan sering kali memanfaatkan dunia digital untuk memanipulasi anak, sehingga diperlukan regulasi yang lebih ketat terkait batasan usia dan pengawasan konten digital.
Dalam hal ini, Yayasan Meifa Ervina Warokka turut ambil peran dalam Perlindungan Anak di Kabupaten Minahasa yang berhubungan dengan kekerasan seksual.
Ulaya tersebut dilakukan melalui program edukasi dan pendampingan.
Yayasan Meifa Ervina Warokka secara rutin mengadakan sosialisasi terkait kesehatan reproduksi, hak-hak anak, serta pencegahan kekerasan seksual di lingkungan sekolah dan komunitas.
Selain itu, Yayasan Meifa Ervina Warokka juga memberikan layanan konseling bagi anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual maupun orang tua yang membutuhkan edukasi dalam menghadapi kasus tersebut.
Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih proaktif dalam melindungi anak dari ancaman kekerasan seksual.
Alternatif Positif untuk anak ketergantungan terhadap gawai sering menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko kekerasan seksual.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua dan masyarakat untuk menyediakan kegiatan positif sebagai alternatif.
Kegiatan seperti Posyandu Remaja, forum remaja dan kelompok bermain dapat menjadi wadah bagi anak-anak untuk membangun interaksi sosial yang lebih sehat.
Tak hanya itu, anak-anak juga perlu diberikan kesempatan untuk berperan aktif dalam isu sosial, ekonomi dan lingkungan.
Kegiatan seperti kewirausahaan, pengelolaan bank sampah, hidroponik, hingga produksi konten edukatif dapat membantu anak mengembangkan potensi mereka dengan cara yang lebih aman dan produktif.
Kegiatan seperti kewirausahaan dengan mencarikan lapangan kerja bagi remaja yang sudah lulus sekolah, buka usaha jual roti, jual bakso serta, kerajinan tangan.
Selain itu ada juga bimbingan rohani dan jasmani lewat pengenalan sekolah, kampus, juga bisa dilakukan pelatihan konselor sebaya, Pemilihan Duta Konselor sebaya, Duta Generasi Cegah Stunting, Duta Anti Kekerasan Perempuan dan Anak, Duta Anti Narkoba dan lain sebagainya.
“Membangun ketahanan diri selain perlindungan fisik, anak juga harus dibekali dengan ketahanan mental yang kuat agar tidak mudah dimanipulasi oleh orang lain. Pendidikan karakter yang menekankan pada kemampuan problem-solving, self-esteem dan resiliensi sangat penting untuk ditanamkan sejak dini.
Menurutnya, orangtua juga harus menjadi pendengar yang baik bagi anak-anak mereka.
Komunikasi yang terbuka dan sehat dalam keluarga akan membantu anak merasa lebih nyaman dalam berbagi cerita dan mengungkapkan permasalahan yang mereka hadapi.
Komitmen bersama untuk masa depan anak mencegah kekerasan seksual terhadap anak adalah tugas bersama.
Setiap elemen masyarakat, baik itu keluarga, sekolah, pemerintah, komunitas maupun organisasi seperti Yayasan Bunda Meifa Ervina Warokka, semuanya harus bersinergi dalam membangun lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak.
Kesadaran dan kepedulian terhadap isu ini harus terus ditingkatkan agar generasi mendatang dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang bebas dari kekerasan seksual
(***/Frangki Wullur)