Jakarta – Sidang gugatan sengketa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 digelar di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) di Jalan Merdeka Barat Nomor 6 dengan pihak penggugat pasangan nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Radjasa (Prabowo-Hatta) Jumat (8/8/2014).
Sejumlah tuntutan dari pihak penggugat yakni pengulangan pemilihan presiden, dan menetapkan pasangan Prabowo-Hatta sebagai presiden dan wakil presiden.
Pengamat politik Jerry Massie menilai permintaan tim pengacara Prabowo terlalu dibuat-buat bahkan terdapat sejumlah kejanggalan. Misalkan Massie, pada awalnya berkas banyak yang keliru dn terkesan berubah-ubah.
“Saya lihat juga sepertinya Prabowo mulai kehilangan kendali saat menyampaikan uneg-unegnya dalam sidang di MK. Gak usah bertele-tele katakan saja yang sesungguhnya tak boleh ditambah maupun dikurangi, apalagi Prabowo sempat mengatakan dirinya akan menghadirkan 1.200 saksi dalam sidang, namun hanya 25 saksi yang memberikan keterangan ini terlalu berlebihan paling sampai pilpres berikut sidang gugatan tak pernah akan selesai,” kata Massie pada beritamanado.com.
Selain itu tambah Massie, Communication Political atau komunikasi politik Prabowo agak lemah, begitu kerap terjadi kesalahan baik itu lingiustik verbal, Verbal dan Non Verbal, aspek fisikal atau salah bicara bahkan kerap terjadi miss match dan miss communication juga miss understanding dengan tim pembelannya.
“Harusnya sebelum bicara Prabowo dan timnya membuat run down terlebih dahulu, dan legal standing harus jelas, serta dimana terjadi pelanggaran, nama-nama yang tidak menggunakan hak pilih, pembongkaran kotak suara dimana, kelengkapan data-data A5 dan C1, TPS mana yang bermasalah, siapa yang mengintimidasi, jadi fakta dan data harus akurat, jangan terkesan terburu-buru,” jelas Massie. (robintanauma)
Jakarta – Sidang gugatan sengketa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 digelar di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) di Jalan Merdeka Barat Nomor 6 dengan pihak penggugat pasangan nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Radjasa (Prabowo-Hatta) Jumat (8/8/2014).
Sejumlah tuntutan dari pihak penggugat yakni pengulangan pemilihan presiden, dan menetapkan pasangan Prabowo-Hatta sebagai presiden dan wakil presiden.
Pengamat politik Jerry Massie menilai permintaan tim pengacara Prabowo terlalu dibuat-buat bahkan terdapat sejumlah kejanggalan. Misalkan Massie, pada awalnya berkas banyak yang keliru dn terkesan berubah-ubah.
“Saya lihat juga sepertinya Prabowo mulai kehilangan kendali saat menyampaikan uneg-unegnya dalam sidang di MK. Gak usah bertele-tele katakan saja yang sesungguhnya tak boleh ditambah maupun dikurangi, apalagi Prabowo sempat mengatakan dirinya akan menghadirkan 1.200 saksi dalam sidang, namun hanya 25 saksi yang memberikan keterangan ini terlalu berlebihan paling sampai pilpres berikut sidang gugatan tak pernah akan selesai,” kata Massie pada beritamanado.com.
Selain itu tambah Massie, Communication Political atau komunikasi politik Prabowo agak lemah, begitu kerap terjadi kesalahan baik itu lingiustik verbal, Verbal dan Non Verbal, aspek fisikal atau salah bicara bahkan kerap terjadi miss match dan miss communication juga miss understanding dengan tim pembelannya.
“Harusnya sebelum bicara Prabowo dan timnya membuat run down terlebih dahulu, dan legal standing harus jelas, serta dimana terjadi pelanggaran, nama-nama yang tidak menggunakan hak pilih, pembongkaran kotak suara dimana, kelengkapan data-data A5 dan C1, TPS mana yang bermasalah, siapa yang mengintimidasi, jadi fakta dan data harus akurat, jangan terkesan terburu-buru,” jelas Massie. (robintanauma)