Manado, BeritaManado.com – Gabungan mahasiswa dari berbagai Universitas di Sulawesi Utara menggelar aksi demo di Lapangan Tikala dan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Utara, Kairagi, Rabu (25/9/2018).
Gabungan Mahasiswa yang terdiri dari Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT), IAIN Manado, Politeknik Negeri Manado dan Universitas lainnya termasuk organisasi-organisasi kemahasiswaan GMKI, HMI, GMNI melakukan aksi demo mereka menuntut beberapa isu-isu yang saat ini ramai di bicarakan publik, antara lain Refisi Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), mencabut Undang-Undang KPK, menolak kenaikan BPJS, dan isu-isu lainnya seperti kasus Papua.
Sekitar pukul 13.30 Wita. Aksi damai yang awalnya berjalan mulus tiba-tiba berlangsung ricuh sesaat setelah mahasiswa mendesak masuk ke dalam ruangan kantor DPRD Sulut.
Pagar pintu masuk rusak akibat aksi mahasiswa yang berjibaku dengan kepolisian, mahasiswa juga melakukan aksi bakar ban, melakukan teatrikal membawah peti yang mebertuliskan ‘telah wafat demokrasi’.
Polisi menembakkan gas air mata, membuat demonstran mundur berpencar berlarian ke segala arah, sehingga ada beberapa mahasiswa putri yang pingsan akibat berdesak-desakan lari.
“Tembakan gas dari kepolisian, sesaat setelah mahasiswa berusaha menerobos masuk,” ungkap salah satu mahasiswa yang berlari menghindari tembakan gas air mata.
Anggota DPRD Melky Pangemanan sempat keluar dan berusaha meredahkan suasana.
“Semuanya mohon kerjasamanya yah,” kata Melky saat turun membawakan orasi.
Beberapa saat kemudian aksi demo kembali kacau, Melky dan beberapa Anggota Dewan yang sempat keluar menemui mahasiswa bergegas kembali masuk ke ruangan kantor DPRD.
Aksi Demonstran dalam selebarannya yang berjudul ‘Demokrasi Dikebiri Reformasi diKorupsi’ menuntut penolakan RKUHP dan Mencabut UU KPK.
Hingga berita ini dimuat, suasana di kantor DPRD masih terasa ricuh.
(RaldiTandayu)
Baca juga: