Oleh: Edwin Kambey (Ketua Kajian Studi Mahasiswa Ilmu Pemerintahan)
Beritamanado – Kebijakan Pemerintah untuk menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) per satu April ini terus menuai kritik dan protes dari kalangan mahasiswa. “kebijakan menaikan BBM adalah kibijakan yang tidak populis,” teriakan mahasiswa ketika melakukan demonstrasi.
Ujuk rasa atau demo terus pecah di amper seanteroh daerah yang ada di republik ini. Entah mengapa isu kenaikan BBM ini seakan dijadikan sesuatu yang sangat kronis dalam kihidupan mahasiswa saat ini.
Sampai-sampai isu kenaikan BBM tertutupi dengan isu utama yang seharusnya menjadi lawan kita secara bersama yaitu KORUPSI. kebijakan Pemerintah untuk menaikan BBM akhirnya berhasil menutupi isu Korupsi.. Wahhhh!!!
Sikap kritis mahasiswa yang seharusnya dilimpahkan sepenuhnya untuk menyuarakan keadilan serta Indonesia bebas dari korupsi secara sekejap langsung menghilang bak ditelan bumi. Apakah saat ini mahasiswa hanya terjebak pada sebuah timing dimana manajemen isu yang dengan sengaja di seting oleh Pemerintah??.
Kasus korupsi Wisma Atlit, Century, pengunaan anggaran untuk renovasi ruangan Badan Anggaran DPR RI. Dimana isu tersebut saat ini. Teriakan gantung koruptor…. gantung Koruptor tak lagi mengiang-ngiang di dalam telingga kaum kritis, kaum perubahan yakni mahasiswa.
Kenaikan BBM tidak perlu seharusnya direspon secara represif oleh mahasiswa yang saat ini tenggah berkoar-koar di jalanan, melainkan mengkaji apa yang sebenarnya desain setingan yang sementara dimainkan Pemerintah. Agar mahasiswa yang katanya kaum-kaum intelek tidak terjebak pada permaianan isu dan situasi ini.(*/gn)