Amurang – Penemuan mayat lelaki tanpa identitas kembali terjadi di Teluk Amurang, Desa Tumpaan, Kabupaten Minsel, Rabu (18/9) dinihari tadi, oleh warga sekitar.
Mayat lelaki yang diperkirakan berusia sekitar 40 tahun ini, ditemukan dalam keadaan sangat mengenaskan. Dimana kondisi mayat tersebut mulai membengkak, dan mengeluarkan darah, dengan posisi terapung mengenakan kaos berwarna oranye tanpa menggunakan celana. Sontak saja, akibat peristiwa ini membuat heboh warga sekitar.
Sementara itu, Kapolres Minsel, AKBP Iis Kristian SIK, melalui Kasat Reskrim Melky Makawaehe, saat dikonfirmasi, membenarkan adanya kasus penemuan mayat tersebut.
“Ya, mayatnya sudah kami amankan di RSU Prof Kandou Malalayang untuk dilakukan otopsi oleh tim medis, agar mengetahui lebih langsung sebab kematian dan sejak kapan korban meninggal,” ujar Makawaehe.
Lanjut Makawaehe, kalau untuk identitas korban masih dilakukan penyelidikan. Dengan mengumpulkan data dari saksi dulu, termasuk memintai keterangan kepada seorang nelayan yang pertama kali menemukan,” ujar Makawaehe kepada BeritaManado.com, Rabu (18/9) sore tadi.
“Jadi bagi siapa yang merasa kehilangan anggota keluarganya dengan ciri-ciri yang sudah disebutkan tadi agar dapat menghubungi pihak kepolisian,” harap Makawaehe. (Vanly Solang)
Amurang – Penemuan mayat lelaki tanpa identitas kembali terjadi di Teluk Amurang, Desa Tumpaan, Kabupaten Minsel, Rabu (18/9) dinihari tadi, oleh warga sekitar.
Mayat lelaki yang diperkirakan berusia sekitar 40 tahun ini, ditemukan dalam keadaan sangat mengenaskan. Dimana kondisi mayat tersebut mulai membengkak, dan mengeluarkan darah, dengan posisi terapung mengenakan kaos berwarna oranye tanpa menggunakan celana. Sontak saja, akibat peristiwa ini membuat heboh warga sekitar.
Sementara itu, Kapolres Minsel, AKBP Iis Kristian SIK, melalui Kasat Reskrim Melky Makawaehe, saat dikonfirmasi, membenarkan adanya kasus penemuan mayat tersebut.
“Ya, mayatnya sudah kami amankan di RSU Prof Kandou Malalayang untuk dilakukan otopsi oleh tim medis, agar mengetahui lebih langsung sebab kematian dan sejak kapan korban meninggal,” ujar Makawaehe.
Lanjut Makawaehe, kalau untuk identitas korban masih dilakukan penyelidikan. Dengan mengumpulkan data dari saksi dulu, termasuk memintai keterangan kepada seorang nelayan yang pertama kali menemukan,” ujar Makawaehe kepada BeritaManado.com, Rabu (18/9) sore tadi.
“Jadi bagi siapa yang merasa kehilangan anggota keluarganya dengan ciri-ciri yang sudah disebutkan tadi agar dapat menghubungi pihak kepolisian,” harap Makawaehe. (Vanly Solang)