Ratahan – Pjs Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Agus Fatoni, melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), Kamis 3 Desember 2020.
Kedatangan Pjs Gubernur Sulut disambut Bupati Mitra, James Sumendap, yang diwakili Wakil Bupati, Jesaja Legi, didampingi Sekretaris Daerah (Sekda), David Lalandos.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua DPRD Mitra, Marty Ole, Kapolres Mitra, AKBP Rudi Hartono, Dandim 1302 Minahasa, Letkol Inf Herbeth Andi Amino Sinaga, Kepala Kejaksaan Negeri Minsel, I Wayan Eka Miartha, Ketua KPU Mitra, Wolter Dotulong, Ketua Bawaslu Mitra, Jobby Longkutoy, dan Forkopimda lainnya, serta jajaran Pemkab Mitra.
Sementara setibanya di Kantor Bupati Mitra, Pjs Gubernur mengikuti penerapan protokol kesehatan yang ada, yakni diukur suhu tubuh dan mencuci tangan, hingga menggunakan hand sanitizer.
Selanjutnya usai mendengarkan pengenalan akan kondisi umum Kabupaten Mitra yang dibawakan Wakil Bupati Mitra, Agus Fatoni dalam sambutannya menekankan pada penanganan COVID-19, berkaitan dengan perkembangan COVID-19 yang terus meningkat di Sulut.
Menurutnya, COVID-19 saat ini memang naik turun dan menjadi tugas pemerintah untuk terus melakukan 3T, yakni test, tracing, dan treatment.
“Jadi ini yang harus terus dilakukan pemerintah, yakni lakukan test sebanyak-banyaknya, lakukan tracing, dan lakukan treatment,” ungkap Pjs Gubernur Sulut.
Sementara untuk masyarakat, pemerintah diharapkan terus melakukan sosialisasi dan imbauan terkait 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
“Memang di akhir tahun ini curah hujan tinggi dan mungkin masyarakat sudah jenuh. Walau begitu, kami harus terus ingatkan terkait penerapan protokol kesehatan dengan 3M ini,” pungkas Agus Fatoni.
Bahkan diitambahkannya, sesuai rencana nantinya akan dilakukan ‘Gerakan Sulut Bermasker‘.
“Ini dengan harapan penggunaan masker menjadi budaya di tengah-tengah masyarakat,” jelasnya.
Kebijakan ini terus menjadi salah satu prioritas dirinya kala menjabat sebagai Pjs Gubernur selama kurang lebih 71 hari.
Sebab menurutnya, di Sulut masih sekitar 27 persen warga masyarakat yang tidak percaya dengan adanya COVID-19.
“Ini berdasarkan data survey Badan Pusat Statistik (BPS). Sulut nomor dua di Indonesia setelah Maluku, terkait angka ketidakpercayaan masyarakat akan adanya COVID-19,” katanya.
Oleh sebab itu, pihaknya dengan gencar terus lakukan 3T dan sosialisasikan 3M, guna memutus mata rantai COVID-19.
“Ada data ini ataupun tidak, kami akan terus lakukan hal ini. Kami semakin hari semakin gencar lakukan 3T dan sosialisasikan 3M, bahkan anggaran terus kita tambah,” tutupnya.
(Jenly Wenur)