Manado — Mengimplementasi makna kerukunan dan toleransi di Kota Manado, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Manado bekerja sama dengan Pemerintah Kota Manado, akan menggelar Pagelaran Seni Budaya Manado-Papua.
Walikota Manado Dr Ir GS Vicky Lumentut SH MSi DEA mengatakan, pagelaran Seni Budaya Manado-Papua ini merupakan suatu langkah strategis untuk tetap menjaga dan merawat kerukunan serta toleransi di Kota Manado.
Seperti yang sering dikatakan Vicky Lumentut, Manado merupakan Rumah Besar yang didiami masyarakat yang pluralistik, namun semua orang di kota itu akan mengaku sebagai orang Manado.
“Di rumah besar ini tidak ada orang Papua, tidak orang Jawa, tidak ada orang Makasar, Batak, Gorontalo dan sebagainya. Yang ada adalah orang Manado berasal dari Jawa, orang Manado berasal dari Papua, orang Manado berasal dari Makasar dan seterusnya,” tegas Vicky.
Vicky mengungkapkan, rencana ini muncul setelah dua kali mengunjungi Papua beberapa pekan lalu khususnya di Jayapura dalam program kerukunan antara Manado dan Papua, diantaranya untuk mengajak kembali mahasiswa Manado berasal dari Papua yang masih berada di Bumi Cendrawasih agar segera pulang Manado melanjutkan kuliahnya.
“Maka ide pagelaran Seni Budaya Manado-Papua ini tercetus,” kata Walikota.
Rencana ini ternyatamendapat respons positif, baik dari para tokoh masyarakat Papua, Pemerintah Provinsi Papua, Polda Papua, Kodam Cendrawasih dan FKUB termasuk FKUB se-Kabupaten-Kota Papua.
Sementara itu, Pdt Renata T Ticonuwu STh, Ketua FKUB Manado yang diberikan kepercayaan oleh Walikota untuk melaksanakan kegiatan itu mengatakan, sebagai langkah awal telah dilaksanakan pertemuan dengan instansi yang dinilai berkompeten dengan kegiatan tersebut, yakni, Kepala Dinas Pariwisata Lenda Pelealu, Kadis Pemuda dan Olahraga J Mamahit dan Kadis Pendidikan Manado Daglan M, disepakati pagelaran nantinya akan melibatkan mahasiswa Manado berasal dari Papua serta generasi muda lintas agama dalam wadah Duta Harmoni FKUB Kota Manado.
“Kegiatan Pagelaran Seni dan Budaya Manado-Papua akan dilaksanakan pada bulan Desember. Awalnya akan diselenggarakan di Manado selanjutnya akan digelarkan di Papua,” kata Pdt Renata.
(***/Sri)