Oleh: Jusuf D Kalengkongan / Pengguna Trotoar di Manado
Manado – Orang Indonesia khususnya orang Manado, Minggu pertama Oktober, banyak yang berkunjung ke Bangkok, ibukota Thailand bersamaan dengan adanya penyelengaraan kegiatan international salah satu Universitas Negeri di negara yang dijuluki “Negeri Gajah Putih“.
Menjadi pejalan kaki beberapa lokasi di Kota Bangkok sungguh sangat enak rasanya. Menikmati trotoar yang khusus untuk pejalan kaki dan pengguna sepeda seperti mobil yang menggunakan jalan tol.
Tidak ada pedagang kaki lima atau rintangan lain yang bisa menghalangi pejalan kaki, seperti lubang atau tiba-tiba tanpa petunjuk masuk ke trotoar yang rusak. Begitu pula dengan system pengairannya, sudah sangat baik tidak tergenang air walalupun hujan deras khususnya di wilayah Witthayu yang sekiranya bisa di samakan dengan di Manado kota yang kita cintai ini, di daerah Jalan Samrat.
Teringat saya waktu berkunjung dan terjebak banjir besar di Bangkok tahun 2010 yang lalu walaupun banjir tapi pejalan kaki masih bisame langkahkan kaki mereka di trotoar ini. Kenapa? Karena tanda-tanda yang di pasang untuk pejalan kaki masih bisa terlihat. Nah, bagaimana dengan kita di Manado? Ada yang mengatakan walaupun hanya bersenda gurau:
So tau-tau kwa lubang ngana mo lewat disitu?
Halo.. sebagai masyarakat kota, kita harus mendapatkan fasilitas yang memadai, yang ramah kepada penggunanya dan tentunya juga sebagai masyarakat, harus merasa memiliki juga fasilitas yang sudah sangat diusahakan oleh Pemerintah dan Anggota Dewan kita agar masyarakat Kota Manado mendapatkan kenyamanan dalam berjalan kaki oleh beberapa oknum ata umungkin banyak oknum sengaja di rusakkan.
Melihat situasi dan tren akhir-akhiri ni yang diangkat oleh BeritaManado.com tentang situasi Manado saat ini membuat saya ingin menuliskan artikel kecilini, dimana untuk fasilitas yang ada di Kota Manado, akan sangat bijaksana sekiranya melibatkan masyarakat pengguna saat perencanaan dan pekerjaannya.
Kota Bangkok melibatkan masyarakat asli setempat dalam proses perencanaan sampai kepada pembangunannya, sehingga masyarakat mempunyai rasa memiliki yang tinggi, kata Pacharin S, mantan teman kantor saya.
Walaupun Thailand menganut system kerajaan tetapi kita mempunyai nenek moyang yang sama-sama berasal dari daerah Mongolia. Tetapi yang saya perhatikan mentalitas dan karakter masyarakatnya berbeda, yah tentunya karena sudah tak terhitung kita ada pada generasi keberapa. Masyarakat Bangkok khususnya sangat sportif dan menjaga fasilitas-fasilitas umum dengan baik.
Tantangannya kenapa orang di Kota Bangkok bisa merealisasikan system dan tatakota yang baik dan kita di Kota Manado tidak bisa?
Setidaknya saat ini yang sudah dan sedang diperbaiki oleh Pemerintah sebagai masyarakat yang baik marilah kita jaga, pelihara dengan baik dan minta lagi kepemerintah Kota fasilitas yang lebih baik. Tentunya ini sudah ada perencanaannya, mengingat Manado sudah mendeklarasikan sebagai Kota Ecotourism, Kota Pariwisata itu yang paling vital adalah tersedianya fasilitas jalan dan trotoar yang ramah bagi pengguna.
Inilah kenapa Kota Bangkok menjadi kota Pariwisata Dunia, setiap harinya ribuan pelancong yang datang ke Bangkok termasuk orang-orang Indonesia, termasuk Pejabat-Pejabat di negeri ini, sayang sekiranya hanya jadi pelancong tapi tidak membagikan hal-hal yang positif untuk Kota sendiri. (Jusuf D Kalengkongan)
(*) Bagi anda yang berminat menuymbangkan tulisan, kirimkan ke redaksi atau melalui formulir kontak disini. Setiap opini/berita menjadi tanggung jawab penulis. BeritaManado.com tidak bertanggung jawab atas kebenaran dan akurasi informasi yang ditulis.
LIHAT JUGA:
- Veronica: Orang Normal Saja Celaka Apalagi Orang Cacat
- MANADO Kota Ekowisata: Tempat Bunga Jadi Bak Sampah
- MANADO Kota Ekowisata: Matthew Terganggu Karung Pasir di Trotoar
- Diva Karaoke MANADO Salah Gunakan Fungsi Trotoar
- MANADO Tak Penuhi Standar Trotoar
- MANADO Tak Nyaman Bagi Penghuninya
- Parkiran dan Trotoar di Kota MANADO Beralih Fungsi
- Kadis Tata Kota Tegaskan Papan Reklame Diatas Trotoar Dibongkar
Oleh: Jusuf D Kalengkongan / Pengguna Trotoar di Manado
Manado – Orang Indonesia khususnya orang Manado, Minggu pertama Oktober, banyak yang berkunjung ke Bangkok, ibukota Thailand bersamaan dengan adanya penyelengaraan kegiatan international salah satu Universitas Negeri di negara yang dijuluki “Negeri Gajah Putih“.
Menjadi pejalan kaki beberapa lokasi di Kota Bangkok sungguh sangat enak rasanya. Menikmati trotoar yang khusus untuk pejalan kaki dan pengguna sepeda seperti mobil yang menggunakan jalan tol.
Tidak ada pedagang kaki lima atau rintangan lain yang bisa menghalangi pejalan kaki, seperti lubang atau tiba-tiba tanpa petunjuk masuk ke trotoar yang rusak. Begitu pula dengan system pengairannya, sudah sangat baik tidak tergenang air walalupun hujan deras khususnya di wilayah Witthayu yang sekiranya bisa di samakan dengan di Manado kota yang kita cintai ini, di daerah Jalan Samrat.
Teringat saya waktu berkunjung dan terjebak banjir besar di Bangkok tahun 2010 yang lalu walaupun banjir tapi pejalan kaki masih bisame langkahkan kaki mereka di trotoar ini. Kenapa? Karena tanda-tanda yang di pasang untuk pejalan kaki masih bisa terlihat. Nah, bagaimana dengan kita di Manado? Ada yang mengatakan walaupun hanya bersenda gurau:
So tau-tau kwa lubang ngana mo lewat disitu?
Halo.. sebagai masyarakat kota, kita harus mendapatkan fasilitas yang memadai, yang ramah kepada penggunanya dan tentunya juga sebagai masyarakat, harus merasa memiliki juga fasilitas yang sudah sangat diusahakan oleh Pemerintah dan Anggota Dewan kita agar masyarakat Kota Manado mendapatkan kenyamanan dalam berjalan kaki oleh beberapa oknum ata umungkin banyak oknum sengaja di rusakkan.
Melihat situasi dan tren akhir-akhiri ni yang diangkat oleh BeritaManado.com tentang situasi Manado saat ini membuat saya ingin menuliskan artikel kecilini, dimana untuk fasilitas yang ada di Kota Manado, akan sangat bijaksana sekiranya melibatkan masyarakat pengguna saat perencanaan dan pekerjaannya.
Kota Bangkok melibatkan masyarakat asli setempat dalam proses perencanaan sampai kepada pembangunannya, sehingga masyarakat mempunyai rasa memiliki yang tinggi, kata Pacharin S, mantan teman kantor saya.
Walaupun Thailand menganut system kerajaan tetapi kita mempunyai nenek moyang yang sama-sama berasal dari daerah Mongolia. Tetapi yang saya perhatikan mentalitas dan karakter masyarakatnya berbeda, yah tentunya karena sudah tak terhitung kita ada pada generasi keberapa. Masyarakat Bangkok khususnya sangat sportif dan menjaga fasilitas-fasilitas umum dengan baik.
Tantangannya kenapa orang di Kota Bangkok bisa merealisasikan system dan tatakota yang baik dan kita di Kota Manado tidak bisa?
Setidaknya saat ini yang sudah dan sedang diperbaiki oleh Pemerintah sebagai masyarakat yang baik marilah kita jaga, pelihara dengan baik dan minta lagi kepemerintah Kota fasilitas yang lebih baik. Tentunya ini sudah ada perencanaannya, mengingat Manado sudah mendeklarasikan sebagai Kota Ecotourism, Kota Pariwisata itu yang paling vital adalah tersedianya fasilitas jalan dan trotoar yang ramah bagi pengguna.
Inilah kenapa Kota Bangkok menjadi kota Pariwisata Dunia, setiap harinya ribuan pelancong yang datang ke Bangkok termasuk orang-orang Indonesia, termasuk Pejabat-Pejabat di negeri ini, sayang sekiranya hanya jadi pelancong tapi tidak membagikan hal-hal yang positif untuk Kota sendiri. (Jusuf D Kalengkongan)
(*) Bagi anda yang berminat menuymbangkan tulisan, kirimkan ke redaksi atau melalui formulir kontak disini. Setiap opini/berita menjadi tanggung jawab penulis. BeritaManado.com tidak bertanggung jawab atas kebenaran dan akurasi informasi yang ditulis.
LIHAT JUGA:
- Veronica: Orang Normal Saja Celaka Apalagi Orang Cacat
- MANADO Kota Ekowisata: Tempat Bunga Jadi Bak Sampah
- MANADO Kota Ekowisata: Matthew Terganggu Karung Pasir di Trotoar
- Diva Karaoke MANADO Salah Gunakan Fungsi Trotoar
- MANADO Tak Penuhi Standar Trotoar
- MANADO Tak Nyaman Bagi Penghuninya
- Parkiran dan Trotoar di Kota MANADO Beralih Fungsi
- Kadis Tata Kota Tegaskan Papan Reklame Diatas Trotoar Dibongkar