Talaud, BeritaManado.com — Covid-19 tidak hanya tentang virus mematikan yang kini menginfeksi 9 juta orang di dunia.
Ketika dia berpandemi dan menyita perhatian kita selama setengah tahun terakhir, berpusar juga banyak kisah perlawanan manusia terhadap virus ini dengan caranya masing-masing.
Para pemberani ini muncul di berbagai tempat, entah terpantau atau tidak, namun atas nama kemanusian mereka mau ambil resiko kendati nyawa taruhannya.
Hari itu, Kamis 25 Juni 2020, Adolof Rumewo tak menyangka bakal dihadapkan pada situasi yang akan dikenang seumur hidupnya; menguburkan jenazah yang berstatus Pasien Dalam Pengawasan Covid-19.
Sebagai anggota Polri, lelaki berpangkat Brigadir Kepala yang bertugas di Dokes Polres Kepulauan Talaud itu kesehariannya memang bertugas di dunia medis.
Apalagi dia juga pernah mengenyam pendidikan sebagai perawat, tapi menguburkan jenazah di lingkup pandemi jelas adalah sesuatu yang tak terpikirkan sebelumnya.
Adol mengaku khawatir, tapi ada sesuatu yang lebih berharga dan harus dipikirkan di depan kekhawatirannya itu, rasa kemanusiaan, persoalan kemanusiaan terkadang bisa mengorbankan akal sehat.
“Saat itu memang tidak ada relawan atau masyarakat yang bersedia menguburkan jenazah, jadi kami berinisiatif melakukan tugas itu di ladang pekuburan,” sebut ayah 1 putri ini Senin (20/10/2020).
Maka Bripka Adolof Rumewo dan Bripda Jerry Loho, dipimpin Kapolsek Melonguane Ipda Deddy Matahari menjadi petugas pengubur jenazah PDP Covid-19.
Jenazah itu adalah seorang pria berumur 24 tahun yang tengah dirawat di RSUD Mala, setelah sebelumnya dirujuk dari rumah sakit bergerak Gemeh.
Ipda Deddy sendiri adalah perwira muda di jajaran Polda Sulawesi Utara yang lagi mencuat akhir-akhir ini di daerah hukum yang dipimpinnya, Kota Melonguane. Di tengah anggotanya dia disegani karena dikenal bersikap tegas.
Tapi dia juga bisa melakukan pembinaan dengan pola kekeluargaan sehingga disenangi masyarakat ibukota Kabupaten Talaud.
Protokol pemakaman jenazah Covid-19 dilaksanakan ketiganya. Lengkap dengan baju hazmat, Ipda Deddy, Bripka Adol, dan Bripda Jerry melakukan proses itu pada malam hari dengan baik hingga jenazah tersebut terkubur di lokasi yang relatif jauh dari pemukiman penduduk.
“Setelah tugas itu saya berharap agar pandemi bisa segera berakhir dan kehidupan bisa kembali normal, apalagi proses penguburan jenazah harus dilakukan dengan penuh rasa hormat, sesuatu hal yang sulit dilakukan sekarang ini,” tandas Adol.
Di ujung Utara Indonesia, di Talaud, sebuah kabupaten kepulauan yang berbatasan langsung dengan Filipina, ketiga anggota Polri ini telah membaktikan diri sebagai pengayom masyarakat dan alat penegak hukum.
Tapi hari itu Ketiganya berani mengambil tugas atas nama rasa kemanusiaan.
(Penulis: Ady Putong)