Ratahan – Jarang bagi kita mendengar bahkan melihat seorang pejabat negara termasuk para politisi meneteskan air matanya. Nah, anda mungkin penasaran kenapa seorang ketua DPRD Minahasa Tenggara (Mitra) Tonny Hendrik Lasut AmTm (THL) menangis?
Ternyata sang ketua lembaga terhormat perwakilan rakyat ini menagis lantaran mendengarkan sejarah lahirnya kecamatan Ratatotok yang tak lain adalah daerah kelahirannya. Dimana alm ayah tercinta dari THL merupakan ketua tim pembentukan kecamatan Ratatotok 10 tahun silam.
“Saya mungkin tidak akan menjadi ketua DPRD apabilah para pelaku sejarah di kecamatan ini gagal memekarkan Kecamatarn Ratatotok dari Kecamatan Belang. Atas nama pribadi saya sangat berbahagia dan haru atas perjuangan para tokoh pemekaran dimana di dalamnya adalah alm ayah saya,” ungkap THL menangis.
Dirinya kemudian meminta jajaran pemerintah mulai dari tingkat kabupaten hingga ke pelosok desa untuk senantiasa mengingat dan menghargai akan sebuah sejarah. “Apapun itu, tanpa sebuah sejarah maka saya termasuk bupati dan wakil bupati tidak akan seperti sekarang. Untuk itu mari kita catat dan isi sejarah di daerah ini dengan berbagai pembangunan,” tukasnya. (Rulan Sandag)
Ratahan – Jarang bagi kita mendengar bahkan melihat seorang pejabat negara termasuk para politisi meneteskan air matanya. Nah, anda mungkin penasaran kenapa seorang ketua DPRD Minahasa Tenggara (Mitra) Tonny Hendrik Lasut AmTm (THL) menangis?
Ternyata sang ketua lembaga terhormat perwakilan rakyat ini menagis lantaran mendengarkan sejarah lahirnya kecamatan Ratatotok yang tak lain adalah daerah kelahirannya. Dimana alm ayah tercinta dari THL merupakan ketua tim pembentukan kecamatan Ratatotok 10 tahun silam.
“Saya mungkin tidak akan menjadi ketua DPRD apabilah para pelaku sejarah di kecamatan ini gagal memekarkan Kecamatarn Ratatotok dari Kecamatan Belang. Atas nama pribadi saya sangat berbahagia dan haru atas perjuangan para tokoh pemekaran dimana di dalamnya adalah alm ayah saya,” ungkap THL menangis.
Dirinya kemudian meminta jajaran pemerintah mulai dari tingkat kabupaten hingga ke pelosok desa untuk senantiasa mengingat dan menghargai akan sebuah sejarah. “Apapun itu, tanpa sebuah sejarah maka saya termasuk bupati dan wakil bupati tidak akan seperti sekarang. Untuk itu mari kita catat dan isi sejarah di daerah ini dengan berbagai pembangunan,” tukasnya. (Rulan Sandag)